Bandara adalah pintu masuk dan pintu keluar dari sebuah negara. Orang harus mendapat kesan baik saat pergi dan datang ke bandara. Kesan baik ini memengaruhi penilaian orang kepada sebuah negara. Bandara utama kita adalah Soekarno Hatta. Saya yakin banyak di antara kita yang pernah ke bandara Soekarno Hatta. Kesan Anda gimana? Kalo kesan saya.. bandara Soekarno Hatta adalah bandara yang sibuk.
Data tahun 2015, Soetta masuk sebagai airport nomor 4 tersibuk di Asia Tenggara dan nomor 15 di dunia. Dengan kesibukan yang luar biasa ini, pelayanan dan fasilitas bandara Soetta harus selalu dalam kondisi maksimal. Pelayanan dan fasilitas bandara, bukan cuma memengaruhi kenyamanan penumpang tapi juga memengaruhi penilaian pada bandara Soetta.
Pernah dengar Skytrax? Skytrax adalah lembaga independen dari Inggris yang melakukan penilaian ke semua bandara dan maskapai di dunia. Penilaian ini dilakukan secara gratis, bandara dan maskapai yang dinilai tidak memberikan pembayaran atas penilaian yang dilakukan Skytrax. Penilaian ini juga dilakukan setiap tahun. Skytrax melakukan penilaian dengan cara audit dan survey. Saya akan tulis tentang penilaian Skytrax untuk bandara ya.

Kalau cara survey, Skytrax memberikan pertanyaan yang bisa dijawab oleh penumpang. Survey ini memang harus diisi oleh penumpang. Ada 50 pertanyaan yang harus dijawab meliputi fasilitas dan pelayanan bandara. Jawabannya hanya berupa pilih bintang kok. Ada 5 bintang di mana bintang 1 artinya jelek dan jumlah bintang yang lebih banyak artinya penilaian penumpang pada bandara itu makin bagus.
Skytrax membuat list bandara di dunia yang peringkatnya didasarkan pada hasil audit dan survey. Ada banyak banget kategori di Skytrax. Untuk kategori Top 100 bandara di dunia, bandara Soetta ada di peringkat 63 dari 100 bandara di dunia. Kategori bandara dalam Skytrax adalah Best Airports by Size, Best Airports Staff, Best Transit Airports, Best Airport Terminals, Best Low Cost Terminal, World’s Cleanest Airport, Best Airpors Shopping, Best Airport Dinning, Best Airport Immigration, Best Airport Security, Best Baggage Delivery, Best Airport Leisure Amenities dan Best Airport VIP Terminal. Untuk liat bandara aja yang masuk di list ini bisa langsung cek ke www.worldairportawards.com.

Untuk bandara Soetta, Pekanbaru dan Palembang ratingnya masih di bawah Kuala Namu yaitu bintang 3, Angkasa Pura II berharap hasil audit tahun ini akan membuat bandara yang mash bintang 3 ini naik jadi bintang 4. Angkasa Pura II berusaha terus melakukan pembenahan pada 4 bandara ini agar peringkatnya naik. Emang apa kegunaan peringkat pada bandara yang bersangkutan sih?
Makin bagus peringkat sebuah bandara maka secara ekonomi makin menghasilkan uang. Misal ya kalau bandaranya bagus dan masuk jadi Best Airport maka orang nggak sekedar ke bandara buat terbang tapi juga buat jalan-jalan. Orang akan berbelanja, makan dan menikmati suasana bandara. Punya bandara yang peringkatnya tinggi juga merupakan kebanggaan sebuah negara.

Terminal 3 selain megah dan luas, desainnya juga berbeda dengan terminal 1 dan terminal 2. Wajar ya karena terminal 1 dan terminal 2 sudah puluhan tahun berdiri. Selain dibangunnya Terminal 3, upaya mendongkrak penilaian juga dilakukan dengan melakukan inovasi. Inovasi terbaru Angkasa Pura II adalah soal antrian taksi secara lektronik dan berbasis aplikasi. Nggak semua penumpang itu pulang menggunakan mobil pribadi. Memang ada bis Damri, tapi atas pertimbangan kecepatan, taksi jadi pilihan.
Taksi di bandara Soetta itu banyak tapi masih belum bisa memenuhi seluruh permintaan penumpang. Â Maka antrian menunggu taksi bisa mengular panjang. Taksi di bandara itu banyak, namun belum sebanding dengan banyaknya penumpang. Maka terjadilah kondisi yang biasa terjadi di bandara.. yaitu antrian taksi mengular panjang. Angkasa Pura melakukan sistem antrian berbasis digital. Kita bisa mengambil nomor antrian di aplikasi Indonesia Airport yang saat ini baru tersedia di playstore. Aplikasi ini adalah yang pertama digunakan dan kita patut berbangga karenanya. Di bandara luar negeri belum ada lho.

Jika ada yang takut menggunakan antrian sistem digital, antrian momor taksi bisa diambil di e-kios yang didirikan oleh Angkasa Pura II. Sistemnya sama, tinggal ambil nomor dan tunggu sampai giliran kita naik taksi. Kalau sulit menggunakan e-kios ini jangan khawatir, karena ada petugas yang siap membantu kita mendapatkan nomor antrian di e-kios. Antrian cara begini akan menambah kenyamanan penumpang di bandara.

Selanjutnya isi pertanyaan di situ dengan klik bintang di bawahnya. Jumlah pertanyaan ada 50 tapi nggak akan makan waktu lama mengisinya karena jawabannya bukan kalimat-kalimat panjang. Semakin banyak yang mengisi survey ini semakin besar kesempatan bandara Soetta untuk naik peringkatnya. Isi survey dengan jujur ya, karena kalau penilaian kita jelek, itu akan menjadi dasar bagi Angkasa Pura II untuk melakukan pembenahan. Semoga target Angkasa Pura II agar bandara Soetta naik ke peringkat 50 Top 100 World’s Best Airports tercapai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI