Meski mudik membutuhkan dana dan tenaga, tapi buat sebagian orang, mudik atau pulang kampung sudah menjadi kegiatan wajib menjelang lebaran. Menjalin silaturahmi dengan keluarga di kampung, entah itu orang tua atau sanak saudara, harus dilakukan meski menempuh jarak hingga puluhan jam. Mudik menjadi agenda tahunan saya dan keluarga karena ada bapak yang harus saya tengok di Jogja sana. Inginnya naik kereta api yang ekonomis dari segi uang dan waktu apadaya tiket tak sampai... eh tiket terbatas dan saya selalu tidak kebagian. Jadi saya dan keluarga, berlima jumlahnya... menggunakan mobil.Â
Saya selalu kagum dengan para pemudik yang saya temui di perjalanan. Mereka menempuh ratusan kilometer perjalanan menggunakan transportasi apapun. Yang menggunakan mobil banyak tapi yang menggunakan motorpun tak kalah banyak. Ada juga yang memakai pick up bak terbuka dan diberi tenda penutup seadanya untuk melindungi dari panas dan hujan. Saya pernah ketemu dengan bajaj berbahan bakar gas di perjalanan pulang dari Jogja kemarin. Ada 3 orang di jok belakang dan si ayah mengemudikan bajaj BBG berplat B di jalan raya Karanganyar Kebumen yang macet.Â
Saat perjalanan menuju Jogja Senin, 4 Juli 2016 lalu, jarak 500 an kilometer saya tempuh selama 20 jam menggunakan mobil. Tidak ada kemacetan parah yang saya alami karena saya menggunakan jalur selatan. Bayangkan bila menggunakan motor, berapa lama jarak tersebut ditempuh? Tak jarang saya melihat para pemudik yang menggunakan sepeda motor beristirahat di rest area atau mesjid.. menggunakan waktu istirahat untuk tidur. Pada perjalanan balik ke Jakarta, waktu tempuhnya malah jadi 33 jam karena saya mengalami macet di Garut. Bayangkan jika Anda menjalaninya menggunakan sepeda motor.. bisa tepar di tengah jalan. Sepintas mudik dengan sepeda motor memang seru tapi yang pasti sangat melelahkan.Â
Bawa peralatan untuk perbaikan darurat dan bawa ban dalam untuk jaga-jaga ban Anda kempes karena tertusuk benda tajam sementara tukang tambal ban tidak menjual ban dalam. Jangan lupa kelengkapan surat berkendara harus dibawa ya dan bawa juga jas hujan dan jangan bawa banyak barang bawaan. Jangan memaksakan terus mengendarai motor jika sudah terasa lelah dan mengantuk, iya kita ingin cepat sampai di rumah tapi utamakan keselamatan diri dan keluarga yang dibonceng. Tempat istirahat banyak tersedia di rute mudik, tinggal pilih tempat yang nyaman dan aman buat istirahat.Â
Mudik menggunakan sepeda motor memang biayanya lebih murah dibandingkan dengan menggunakan transportasi lainnya. Tapi kalau Anda memutuskan untuk mudik menggunakan sepeda motor Anda harus menyiapkan stamina yang kuat. Saya sih sarankan kalau Anda mudik membawa anak kecil mending jangan pakai sepeda motor deh. Kasihan. Daya tahan tubuh anak tidak sekuat orang dewasa. Ikut saja mudik gratis pakai bis dari beberapa penyelenggara mudik atau patungan sewa mobil dengan beberapa teman yang mudik ke daerah yang sama. Kemenhub sejak tahun lalu menyediakan mudik gratis menggunakan kereta dan bis.Â
Keluarga kita di kampung tentu berbahagia kita sambangi saat lebaran. Senyum mereka yang menyambut kedatangan kita menghapus lelah yang kita dapat dari perjalanan panjang. Jangan sampai senyum mereka berubah jadi tangis karena kita mendapat musibah dalam perjalanan. Mudik memang perlu.. tapi tiba dengan selamat lebih penting dari segalanya. Mari mudik selamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H