Di luar cerita tentang Kartini, film ini sebenarnya menampilkan beberapa hal yang telah terlupakan di jaman sekarang. Yang pertama adalah sosok tukang pos. Dulu... tukang pos selalu hadir dalam kehidupan kita. Saya pernah merasakan gembiranya saat menerima surat dari tukang pos. Apalagi bila surat itu adalah surat ucapan hari Raya dari teman-teman. Surat ucapan ini saya tempel di dinding kamar. Sekarang.. tugas tukang pos digantikan oleh gadget. Apalagi dengan menjamurnya jasa pengiriman barang sekarang ini, tukang pos makin banyak saingan. Mungkin inilah tujuan film ini, kenapa cerita Kartini diselipi oleh kisah fiksi cintanya Tukang Pos? Mungkin agar kita tidak melupakan cita-cita Kartini dan tidak melupakan jasa tukang pos.
Yang kedua adalah kebiasaan surat menyurat yang ditulis tangan. Orang-orang jaman dulu suka menulis dengan dengan tulisan sambung tebal tipis. Berapa banyak sekarang ini orang-orang yang suka menulis dengan cara begitu? Saya suka dengan jenis tulisan seperti ini, sangat berseni. Saya sendiri nggak bisa menulis dengan tulisan sambung tebal tipis. Jarang menulis dengan tangan membuat tulisan saya acak-acakan.. jujur deh saya. Film ini tayang serentak hari ini bertepatan dengan hari Kartini, tonton deh bersama keluarga karena filmnya bagus.
Selamat hari Kartini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H