Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rumah Kedua ala Best Western Premier La Grande

4 Maret 2016   20:01 Diperbarui: 4 Maret 2016   20:12 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbak Adventa yang selalu mendampingi para kompasianer selama dua hari kami menginap di sana juga selalu ramah dan nggak bosan menjawab pertanyaan para kompasianer juga nggak marah dengan candaan teman-teman. Pak Komang Artana juga friendly dan gaul abis. Nggak ada jarak antara beliau yang merupakan General Manager hotel terkemuka ini dengan kami para blogger. Keramahan mereka berdua dan para staff hotel Best Western Premier La Grande sungguh nggak bisa saya lupakan.

[caption caption="Suasana Parc De Ville saat sarapan (dok.yayat)"]

[/caption]Tentu nggak cukup mempromosikan hotel hanya berbekal keramahan dan fasilitas. Di sinilah managemen di bawah asuhan pak Komang Artana harus berpikir kreatif. Pak Komang Artana membuka diri dengan para komunitas yang ingin bekerjasama dengan hotelnya. Kiprahnya mengundang para blogger dan media ke hotelnya kemarin menjadi salah satu cara juga buat pak Komang Artana dan tim mengenalkan hotelnya. Bahkan Pak Komang Artana mendapat masukan dan ide-ide kreatif mengenai cara mempromosikan hotel dari para blogger.

Untuk menjadi hotel yang berbeda pak Komang Artana dan timnya membuat paket jalan-jalan buat para tamu. Kemarin kami diajak melihat perkebunan teh di Malabar. Kami diajak menikmati suasana jalan-jalan di antara tanaman teh sekaligus belajar mengenai the itu sendiri. Kenapa teh? Karena di Bandung terletak pabrik the Malabar yang menjadi pemasok utama teh ke luar negeri. Lagipula jalan-jalan sambil shoping sudah biasa, jalan-jalan yang edukatif masih sedikit dilakukan oleh para penggiat pariwisata.

[caption caption="Selamat datang (dok.yayat)"]

[/caption]Pabrik teh Malabar yang dibawahi oleh PT Perkebunan Nusantara VIII berjarak kira-kira tiga jam dari hotel Best Western Premier La Grande, kalau tidak macet. Saya tertegun ketika sampai ke pabrik teh Malabar, gedungnya sudah tua dan cara mengolah tehnya pun dibantu dengan manual, dengan mesin-mesin yang juga sudah tua. Tapi teh yang dihasilkan pabrik ini sudah diekspor ke seluruh dunia. Itu berarti kualitas teh dari pabrik ini bukan kualitas main-main. Wajar... karena kualitas teh diawasi dengan ketat oleh pak Jani yang sebagai quality control yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun. Perjalanan dan pelajaran yang saya dapat dari pak Jani akan saya tulis di tulisan selanjutnya.

Saya mengakhiri akhir minggu di Best Western Premier La Grande dengan rasa puas. Saya yakin teman-teman lainpun merasa demikian. Sebenarnya sayaa masih ingin berenang setelah tiba kembali di hotel. Mbak Adventa dan pak Komang pun menawarkan kami makan malam dulu sebelum pulang. Di hotel ini memang peraturan untuk check in dan check out tidaklah ketat. Tamu boleh last check in dan last check out. Pak Komang Artana bilang, ia ingin Best Western Premier La Grande menjadi rumah kedua bagi para tamunya sehingga ia ingin para tamu merasa nyaman di hotelnya.

Sayangnya perjalanan menuju Jakarta berpotensi macet jadi setelah tiba di hotel kami langsung bersiap untuk kembali ke Jakarta. Tapi pengalaman selama dua hari satu malam di Best Western Premier La Grande membuat saya mengakui bahwa keinginan pak Komang Artana untuk menjadikan hotel ini sebagai rumah kedua untuk para tamunya telah terpenuhi.

[caption caption="Menyambangi Bosscha (dok.yayat)"]

[/caption]

[caption caption="Hijaunya teh... abaikan yang narsis itu (dok.yayat)"]

[/caption]

[caption caption="Sebuah sudut kamar (dok.yayat)"]

[/caption]

[caption caption="Sayang untuk dimakan (dok.yayat)"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun