[caption id="attachment_385715" align="aligncenter" width="576" caption="Vettel, Rosberg dan Hamilton di konperensi pers setelah race (dok.F1)"][/caption]
Minggu, 24 Mei 2015 telah berlangsung balapan F1 seri Monaco. Nico Rosberg menjadi pemenangnya. Rekan setimnya, Lewis Hamilton meraih podium ketiga dan Sebastian Vettel meraih podium dua. Beda sama balapan MotoGP yang jumlah lapnya masih di bawah 30, balapan F1 melahap lap yang jumlahnya dua kali lipat. Seri F1 Monaco kemarin melahap 78 lap... lama bener. Inilah yang kadang bikin saya males liat balapan F1.. selesainya lama... bosen liatnya gitu.
Balapan F1 yang berlangsung puluhan lap bikin mobil F1 harus ganti ban dan isi bahan bakar saat balapan. Masuk pit buat ganti ban jadi salah satu strategi pembalap buat menang. Kalo nggak jeli mengatur waktu buat masuk pit maka pembalap bisa kalah. Kejadian F1 seri Monaco kemarin nih yang masih ramai dibahas penggila F1 sampai sekarang adalah timnya Lewis Hamilton salah perhitungan buat ganti ban.
Hamilton yang sejak awal lomba ngacir memimpin balapan. dipanggil masuk pit buat ganti ban saat di lintasan ada safety car yang keluar gara-gara Max Verstappen kecelakaan. Rosberg yang ada di posisi kedua langsung menyodok jadi pimpinan lomba dan Vettel yang tadinya di posisi ketiga otomatis naik ke posisi dua.. Saat Hamilton masuk lagi ke trek, ia harus ada di posisi tiga, di belakang Vettel. Nggak cukup waktu bagi Hamilton mengubah posisi maka ia kudu puas finish ketiga. Apes buat Hamilton.
[caption id="attachment_385719" align="aligncenter" width="560" caption="Tim Ferarri di pitstop (dok.F1fanati)"]
Nah saya paling suka liat mobil F1 saat masuk pit. Crew nya cuman butuh 3-5 detik buat ganti ban plus mengisi bahan bakar mobil F1 dan seragam mereka nggak kalah keren sama pembalapnya, lebih keren seragam crew nya malah. Crew sangat kompak saat ganti ban. Saat mobil F1 masuk pit, crew langsung melakukan tugas masing-masing dan sedetik kemudian 4 ban mobil F1 terpasang dan mobil F1 langsung ngacir balik ke trek.
Saya pernah membaca bahwa untuk jadi crew yang seperti ini harus menjalani latihan keras bertahun-tahun. Sampai sekarang mereka juga masih tetep latihan tuh. Crew ini penting banget buat seorang pembalap. Kelamaan dikit aja pembalap akan ketinggalan balapan dan berpotensi kalah. Selain crew yang tugasnya mengganti ban dan mengisi bahan bakar, ada lagi tim manager dan race engineer yang tugasnya memperhitungkan kapan pembalap harus masuk pit.
Lepas dari aksi crew yang ciamik itu, balapan F1 yang melahap puluhan lap itu bisa berlangsung membosankan kalo nggak ada atraksi overtake antar pembalap. Apalah arti balapan kalo nggak ada overtaking yang bisa bikin jantungan. Balapan F1 kemarin berjalan membosankan, kecuali lap-lap akhir saat ada drama Lewis Hamilton. Trek Monaco emang rada susah buat melakukan take over.
[caption id="attachment_385720" align="aligncenter" width="567" caption="Ini tugas para crew saat pitstop (dok.harmonycentral.com)"]
Kalo dibandingin sama balapan MotoGP, tentu balapan MotoGP lebih banyak aksi overtake. Overtake di tikungan kadang hanya berjarak satu inci antar sesama pembalap. Bener-bener overtake beresiko tinggi. Karena di balapan MotoGP nggak bisa ganti ban dan isi bahan bakar sembarangan maka ban pembalap nggak akan diganti sampe balapan selesai kecuali gangguan cuaca misalnya hujan saat balapan berlangsung. Bila hujan, pembalap boleh ganti motor dengan settingan ban yang beda.
Aksi rider turun dari motor lama dan lompat ke motor baru juga menarik dilihatnya. Marc Marquez lincah banget tuh loncatnya, Dani Pedrosa juga. Kalo Valentino Rossi nggak pake loncat. Ini pengaruh dari postur tubuh juga kali ya. Acara ganti motor terbilang jarang dilakukan, biasanya kalo turun hujan tapi masih gerimis tipis dan masih aman balapan dengan ban slick maka para rider nggak akan ganti motor walau race direction mengijinkan. Sayang sama posisinya.
Atraksi ganti motor di balapan MotoGP dan ganti ban di balapan F1 adalah salah satu aksi yang bikin jalannya balapan jadi menarik. Tapi teteup aksi overtake antar pembalap adalah bagian dari balapan yang palingggggg menarik. Balapan tanpa aksi overtake, salip-salipan beresiko tinggi, bikin balapan jadi arena konvoi motor dan mobil canggih, nggak menarik sama sekali.
[caption id="attachment_385721" align="aligncenter" width="560" caption="Hop... Marquez pun loncat (dok.motogp.com)"]
Ada beberapa seri MotoGP yang berlangsung seperti ini. Dari awal sampe akhir pada ngacir aja tuh pembalap. Jaraknya dengan pembalap lain jauh bener. Kalo balapan berlangsung kayak gini siap-siap aja ngantuk. Apalagi kalo balapannya berlangsung dinihari kayak seri Qatar, Austin atau Argentina. Karena perbedaan waktu, maka seri MotoGP di tiga negara ini ditayangkan live di atas jam 12 malam. Hanya faktor kegilaan pada MotoGP aja yang bikin saya dan banyak penggila balapan lainnya bela-belain begadang buat nonton.
Cukup ngeselin kalo balapan dinihari bikin mata makin ngantuk karena balapan berjalan membosankan. Bertahan buat nonton karena pengen tau siapa sih yang jadi juaranya. Saya sih selalu berharap Valentino Rossi jadi juara di tiap seri, apa daya ada Marc Marquez yang sering banget menghalangi Rossi buat finish pertama. Lagipula kadang-kadang ada drama di menit-menit akhir. Jadi bener-bener balapan itu mesti diliat dari awal sampe akhir.
Terus kalo kantuk menyerang di tengah balapan kudu gimana kita? Kalo saya punya cara jitu buat mengusir kantuk... minum kopi. Minum kopi bikin mata kinclong lagi dan akhirnya saya bisa menonton balapan sampe akhir. Sebenarnya.. saya adalah penggemar kopi. Saya minum kopi setiap hari. Jam minum kopi saya adalah jam 3 – 4 sore. Teman-teman saya di kantor sudah hapal, kalo saya menyeduh kopi, itu tandanya sudah di atas jam 3 sore. Semacam alarm gitu jadinya saya.
[caption id="attachment_385722" align="aligncenter" width="567" caption="Yang mana kopimu (dok.flickr)"]
Kalo saya tidak minum kopi rasanya ada yang kurang, kepala suka nyut-nyutan. Seorang teman bilang itu tandanya saya sudah kecanduan kopi. Saya membatasi diri minum kopi nggak lebih dari dua gelas sehari. Itupun kalo lagi ada balapan yang berlangsung dinihari. Jadi apa itu disebut kecanduan kopi?
Nggak sembarangan kopi yang saya minum. Saya nggak suka kopi yang berampas. Bikin ribet minumnya kalo kopi ada ampasnya. Seorang teman saya bilang saya bukan peminum kopi sejati karena ogah minum kopi berampas. Tambahan lagi saya sukanya minum kopi campuran semacam espresso, capuccino atau macchiato. Saya nggak peduli.. saya minum kopi karena suka kopi dan bukan karena ingin disebut sebagai peminum kopi sejati.
Kopi “campuran” instant seperti capuccino banyak dijual di pasaran. Tinggal tuang air panas, aduk-aduk jadi deh kopi siap minum yang bikin kita nggak ngantuk lagi. Kopi yang bener-bener instant dengan rasa yang juga instant. Beda sama kopi-kopi di café. Tapi di jaman modern gini udah banyak mesin kopi yang bisa membuat kopi secara instant tapi rasanya seperti kopi di café. Dulu sih emang mahal mesin pembuat kopi, tapi sekarang banyak yang murah, seiring makin banyaknya penikmat kopi yang ingin kopi enak, instant tapi rasa café.
[caption id="attachment_385723" align="aligncenter" width="339" caption="Kopi nikmat begini bisa di bikin di rumah kalo ada Dolce Gusto (dok.twitter.com)"]
Salah satu mesin pembuat kopi modern adalah Dolce Gusto. Mesin pembuat kopi keluaran Nestle ini diciptakan buat mereka yang ingin kopi instant tapi berkualitas seperti kopi-kopi yang dijual di cafe. Kopi yang dihasilkan mesin ini bukan berasal dari biji kopi yang secara utuh dimasukin ke mesinnya kayak mesin kopi yang lain. Melainkan berasal dari kopi yang udah ditempatkan dalam kemasan khusus. Kemasannya kecil gitu... disebutnya kapsul pintar walau secara fisik beda banget sama kapsul yang biasa kita kenal sebagai obat.
Kemasan berisi kopi ini emang dijual khusus buat mesin Kopi Dolce Gusto. Tinggal dimasukin aja ke tempat yang udah disediakan di mesinnya, tekan tombolnya dan ccuurrrrr... kopi mengalir keluar. Jangan lupa mesinnya diisi air dulu dan taruh gelas buat menadah kopinya. Jadi deh kopi ala café … yap sesimple itu. Mesin kopi Dolce Gusto bisa membuat kopi panas atau dingin, terserah gimana selera kita. Kalo saya sih lebih suka kopi yang panas.
[caption id="attachment_385726" align="aligncenter" width="567" caption="Rossi ganti motor, nggak pakai loncat (dok.motogp.com)"]
Maka balapan mau tayang jam berapapun, saya nggak khawatirakan ngantuk lagi. Ada kopi nikmat yang siap menemani. Meski saya berharap balapan nggak berlangsung membosankan karena balapan yang berlangsung menegangkan baik buat olahraga jantung. Saya minum kopi dulu yaaaaa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H