Atraksi ganti motor di balapan MotoGP dan ganti ban di balapan F1 adalah salah satu aksi yang bikin jalannya balapan jadi menarik. Tapi teteup aksi overtake antar pembalap adalah bagian dari balapan yang palingggggg menarik. Balapan tanpa aksi overtake, salip-salipan beresiko tinggi, bikin balapan jadi arena konvoi motor dan mobil canggih, nggak menarik sama sekali.
[caption id="attachment_385721" align="aligncenter" width="560" caption="Hop... Marquez pun loncat (dok.motogp.com)"]
Ada beberapa seri MotoGP yang berlangsung seperti ini. Dari awal sampe akhir pada ngacir aja tuh pembalap. Jaraknya dengan pembalap lain jauh bener. Kalo balapan berlangsung kayak gini siap-siap aja ngantuk. Apalagi kalo balapannya berlangsung dinihari kayak seri Qatar, Austin atau Argentina. Karena perbedaan waktu, maka seri MotoGP di tiga negara ini ditayangkan live di atas jam 12 malam. Hanya faktor kegilaan pada MotoGP aja yang bikin saya dan banyak penggila balapan lainnya bela-belain begadang buat nonton.
Cukup ngeselin kalo balapan dinihari bikin mata makin ngantuk karena balapan berjalan membosankan. Bertahan buat nonton karena pengen tau siapa sih yang jadi juaranya. Saya sih selalu berharap Valentino Rossi jadi juara di tiap seri, apa daya ada Marc Marquez yang sering banget menghalangi Rossi buat finish pertama. Lagipula kadang-kadang ada drama di menit-menit akhir. Jadi bener-bener balapan itu mesti diliat dari awal sampe akhir.
Terus kalo kantuk menyerang di tengah balapan kudu gimana kita? Kalo saya punya cara jitu buat mengusir kantuk... minum kopi. Minum kopi bikin mata kinclong lagi dan akhirnya saya bisa menonton balapan sampe akhir. Sebenarnya.. saya adalah penggemar kopi. Saya minum kopi setiap hari. Jam minum kopi saya adalah jam 3 – 4 sore. Teman-teman saya di kantor sudah hapal, kalo saya menyeduh kopi, itu tandanya sudah di atas jam 3 sore. Semacam alarm gitu jadinya saya.
[caption id="attachment_385722" align="aligncenter" width="567" caption="Yang mana kopimu (dok.flickr)"]
Kalo saya tidak minum kopi rasanya ada yang kurang, kepala suka nyut-nyutan. Seorang teman bilang itu tandanya saya sudah kecanduan kopi. Saya membatasi diri minum kopi nggak lebih dari dua gelas sehari. Itupun kalo lagi ada balapan yang berlangsung dinihari. Jadi apa itu disebut kecanduan kopi?
Nggak sembarangan kopi yang saya minum. Saya nggak suka kopi yang berampas. Bikin ribet minumnya kalo kopi ada ampasnya. Seorang teman saya bilang saya bukan peminum kopi sejati karena ogah minum kopi berampas. Tambahan lagi saya sukanya minum kopi campuran semacam espresso, capuccino atau macchiato. Saya nggak peduli.. saya minum kopi karena suka kopi dan bukan karena ingin disebut sebagai peminum kopi sejati.
Kopi “campuran” instant seperti capuccino banyak dijual di pasaran. Tinggal tuang air panas, aduk-aduk jadi deh kopi siap minum yang bikin kita nggak ngantuk lagi. Kopi yang bener-bener instant dengan rasa yang juga instant. Beda sama kopi-kopi di café. Tapi di jaman modern gini udah banyak mesin kopi yang bisa membuat kopi secara instant tapi rasanya seperti kopi di café. Dulu sih emang mahal mesin pembuat kopi, tapi sekarang banyak yang murah, seiring makin banyaknya penikmat kopi yang ingin kopi enak, instant tapi rasa café.
[caption id="attachment_385723" align="aligncenter" width="339" caption="Kopi nikmat begini bisa di bikin di rumah kalo ada Dolce Gusto (dok.twitter.com)"]
Salah satu mesin pembuat kopi modern adalah Dolce Gusto. Mesin pembuat kopi keluaran Nestle ini diciptakan buat mereka yang ingin kopi instant tapi berkualitas seperti kopi-kopi yang dijual di cafe. Kopi yang dihasilkan mesin ini bukan berasal dari biji kopi yang secara utuh dimasukin ke mesinnya kayak mesin kopi yang lain. Melainkan berasal dari kopi yang udah ditempatkan dalam kemasan khusus. Kemasannya kecil gitu... disebutnya kapsul pintar walau secara fisik beda banget sama kapsul yang biasa kita kenal sebagai obat.