Mohon tunggu...
Healthy

Tanpa Daging Bikin Lemes dan Kurang Gizi ? Dari Fast Food ke Slow Food

13 Juni 2016   00:15 Diperbarui: 13 Juni 2016   00:38 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Walaupun semakin maraknya makanan junk food dan fast food di Indonesia yang notabenenya bukan adat dan dari daerah timur, tetapi makanan ini sudah menjamur dan digemari oleh semua kalangan baik anak kecil, remaja, dewasa hampir semua umur. Dampak yang ditimbulkan dari makanan cepat saji ini juga sangat banyak dan beragam yang sering kita ketemui adalah obesitas, penyakit kardiovascular (PJK, STROKE, Hipertensi, Dislipidemia) dan banyak lainnya. Dibalik banyaknya kejadian yang diakibatkan konsumsi fastfood yang berlebih dan terlalu sering, ada beberapa kalangan yang mulai melirik makanan sehat.

Makanan sehat yang dimaksud yaitu slow food yang berprinsip back to nature. Banyak kalangan masyarakat yang mulai peduli dengan kesehatan yang dipengaruhi oleh makanan saja yang kita konsumsi setiap harinya. Salah satunya adalah memakan sayur dan buah, bisa disebut vegan atau vegetarian. Di ameerika sekitar 6 – 8 juta masyarakatnya merupakan vegetarian. Kalangan ini sudah tidak mengkonsumsi daging merah tetapi untuk beberapa vegetarian makanan seperti telur, susu.

Banyak alasan mengapa masyarakat mulai memakan sayur dalam jumlah besar tidak hanya sebagai pelengkap ataupun penghias piring makanan, banyak alasannya ada yang menyebutkan dengan tujuan diet / menurunkan badan karena pada dasarnya sayuran tinggi serat dan rendah kalori, lemak sehingga mengenyangkan dan tidak akan menambah kiloan badan anda, dengan tujuan menjaga kesehatan tubuh karena sayuran kaya akan vitamin (beberapa vitamin sebagi antioksidan), mineral yang sangat diperlukan tubuh sebagi zat pengatur.

Pada dasarnya sayur segar dengan minimal pengolahan kandungannya lebih terjaga lebih baik dimakan dalam kondisi mentah tetapi ada beberapa sayuran yang harus dimasak. Sayuran yang segar akan membuat yang mengkonsumsi juga akan terlihat segar. Sayuran dalam tubuh dicerna, diolah dan diserap tidak membutuhkan waktu yang lama sekitar 2 – 3 jam tidak selama nasi ataupun daging yang membutuhkan waktu 5 – 7 jam.

Banyak sekali manfaat yang kita dapatkan, tetapi apakah anda pernah merasakan lemas disaat hanya mengkonsumsi sayur tanpa daging ? Atau berfikir akan menjadi kurang gizi. Karena pemerintah menganjurkan untuk makan seimbang. Dalam siklus kehidupan manusia ada beberapa tahapan dimana nutrisi atau gizi harus diperhatikan sesuai usia. Untuk usia anak dan remaja yaitu masa tumbuh kembang tidak dianjurkan hanya makan sayur tanpa daging karena dalam masa ini membutuhkan zat pembangun yaitu protein dan lemak berupa daging dan ikan.

Sedangkan untuk usia dewasa masa stagnancy dimana tidak terjadi pertumbuhan yanag terjadi adalah peningkatan berat badan diakibatkan bertambahnya lemak. Secara siklus metabolism dewasa mengalami penurunan metabolism dimana energi yang dihasilkan menurun yang akibatnya makanan yang kita makan akan disimpan dapat berupa lemak tubuh dibawah kulit ataupun berupa trigleserida. Artinya apa, bahwa pada masa ini tidak perlu terlalu banyak protein. Untuk menjalankan proses dalam tubuh masih membutuhkan protein, nah pemilihan jenis protein inilah yang harus dikelola. Protein yang bisa menjadi pilihan adalah protein selain heawani seperti tahu, temped an juga jamur. Bahan tersebut merupakan protein hewani yang sejatinya lebih sedikit lemaknya dibandingkan daging putih dan daging merah, belum lagi jika daging tersebut dari peternakan dimana pakan ternak mengandung hormon – hormone tertentu untuk merangsang pertumbuhan. Dan yang perlu Anda tahu hormone – hormone tersebut akan berpindah ketubuh kita juga.

Rasa lapar dan lemas yang datang saat kita tidak makan daging lebih kearah dikarenakan kebiasaan yang sudah bertahun – tahun kita jalankan. Tetapi jika sudah agak lama maka akan terbiasa. Karena pada dasarnya yang membuat kita lemas tak bertenaga ataupun bertenaga bukan lemak tetapi kandungan kalori yang ada makanan tersebut. Memang dari sekian zat gizi lemak yang memiliki kandungan kalori tertinggi dibandingkan dengan zat gizi yang lain yaitu 9 kalori, protein dan karbohidrat 4 kalori. Faktor kebiasaan sangat mempengaruhi, perlu kesabaran untuk merubah pola makan yang sudah kita anut selama belasan bahakan puluhan tahun. Sudah cukup bangsa kita dijajah oleh bangsa eropa, janga samapai pola hidup dan pola makan kita diperbudak oleh western lifestyle.

Good Food Good Mood Be Healthy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun