Mohon tunggu...
Yayasan Al Hasra
Yayasan Al Hasra Mohon Tunggu... Lainnya - SMP-SMA-SMK Al-Hasra

SMP-SMA-SMK Al-Hasra merupakan sekolah berbasis keislaman yang dinaungi oleh Yayasan Al-Hasra, dan berdiri di Kota Depok. Selama lebih dari 38 tahun, Al-Hasra terus eksis dan hadir demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi generasi mendatang dengan nilai-nilai keislaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Guru Juga Perlu Belajar dari Siswa?

22 Januari 2025   15:08 Diperbarui: 22 Januari 2025   15:08 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini, kita sering beranggapan bahwa guru adalah sumber ilmu utama di dalam kelas, sementara siswa hanyalah penerima informasi. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa proses belajar-mengajar bisa menjadi jalan dua arah? Faktanya, guru juga memiliki banyak hal yang bisa dipelajari dari siswa---dan ini bukan sekadar teori, melainkan realitas yang sering luput dari perhatian.

1. Dunia Berubah, Siswa Berevolusi

Teknologi, tren, dan gaya belajar terus berkembang seiring waktu. Generasi siswa saat ini lahir dalam dunia yang penuh inovasi digital, di mana informasi dapat diakses dalam hitungan detik. Dari siswa, guru bisa belajar cara-cara baru dalam menggunakan teknologi, memahami sudut pandang anak muda, serta menyesuaikan metode pembelajaran agar tetap relevan dan menarik. 

Bayangkan seorang guru matematika yang masih menggunakan metode konvensional bertemu dengan siswa yang terbiasa belajar melalui aplikasi interaktif. Dari sini, guru bisa mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana teknologi bisa membuat pembelajaran lebih dinamis. 

2. Siswa sebagai Cermin Kehidupan

Setiap siswa membawa cerita, latar belakang, dan pengalaman hidup yang berbeda. Guru yang peka akan menyadari bahwa dari interaksi sehari-hari, mereka bisa belajar tentang keanekaragaman budaya, cara berpikir kreatif, hingga cara menghadapi tantangan dengan perspektif yang berbeda. 

Misalnya, seorang siswa yang berasal dari daerah terpencil mungkin memiliki cara unik dalam menyelesaikan masalah dengan keterbatasan sumber daya. Dari sini, guru bisa belajar nilai-nilai ketekunan, kreativitas, dan adaptasi yang mungkin tidak ditemukan dalam buku pelajaran. 

3. Membongkar Batasan Tradisional

Siswa masa kini sering kali berani mempertanyakan hal-hal yang dianggap "baku" dalam pendidikan. Mereka tidak ragu untuk bertanya "kenapa" dan mencari alternatif jawaban. Guru yang bersedia mendengar pertanyaan-pertanyaan kritis ini bisa menemukan cara berpikir yang lebih terbuka dan fleksibel dalam mengajar. 

Terkadang, pertanyaan polos dari siswa bisa membuka diskusi yang mengarah pada inovasi dalam metode pembelajaran. Sebuah pertanyaan sederhana seperti, "Kenapa kita harus belajar ini?" dapat memaksa guru untuk mengevaluasi relevansi materi yang diajarkan dan mencari cara penyampaian yang lebih efektif. 

4. Kreativitas Tanpa Batas

Anak-anak dan remaja memiliki imajinasi yang luar biasa. Mereka sering melihat dunia tanpa batasan logika yang kaku, dan ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi guru dalam menciptakan metode pengajaran yang lebih menarik. 

Guru bisa belajar bagaimana menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dengan mengadopsi ide-ide kreatif dari siswa, seperti pembelajaran berbasis permainan, eksperimen sosial, hingga metode storytelling yang unik. 

5. Mengasah Empati dan Kesabaran

Menghadapi berbagai kepribadian siswa dengan kebutuhan yang berbeda-beda membantu guru untuk terus mengembangkan kesabaran dan empati. Siswa dengan karakter yang unik dan beragam memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi manusia dengan berbagai cara berpikir dan emosi. 

Ketika seorang siswa mengalami kesulitan belajar atau menghadapi masalah pribadi, guru yang berusaha memahami dan membantu akan menyadari bahwa setiap individu memerlukan pendekatan yang berbeda. Dari sini, guru belajar untuk lebih manusiawi dalam mendidik. 

6. Memahami Tren dan Gaya Komunikasi Baru 

Generasi muda memiliki bahasa dan cara komunikasi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Dari siswa, guru bisa belajar memahami gaya komunikasi yang lebih efektif untuk menyampaikan materi, seperti penggunaan bahasa visual, meme, atau media sosial dalam pembelajaran. 

Guru yang terbuka terhadap gaya komunikasi ini tidak hanya mampu menarik perhatian siswa, tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat dan harmonis di dalam kelas. 

Belajar dari siswa bukan berarti guru kehilangan otoritasnya, melainkan memperkaya wawasan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan bersikap terbuka terhadap pengalaman, pemikiran, dan kreativitas siswa, guru bisa menjadi pendidik yang lebih adaptif, relevan, dan inspiratif.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun