Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mereka yang Bertahan Selama Pandemi di Bulam Ramadan

26 April 2020   19:42 Diperbarui: 26 April 2020   19:51 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Humanity Careline dari Aksi Cepat Tanggap (ACT), terus beroperasi mendistribusikan beras kepada mereka yang membutuhkan. Hingga saat ini, ratusan beras sudah dibagikan kepada mereka yang bertahan di tengah pandemi, masyarakat yang sangat membutuhkan. Walau tetap bertahan dan terus menjalani pekerjaan, banyak keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Pandemi Corona membuat penghasilan sebagian besar masyarakat sangat berkurang hingga nyaris tidak ada sama sekali dalam beberapa bulan terakhir.

Terlebih, di saat Bulan Ramadan dimana mayoritas masyarakat tengah berfokus beribadah dan berkumpul dengan keluarga di rumah masing-masing, ada mereka yang harus berjuang. Tak terhitung berapa banyak kisah yang tersebar, tentang pedihnya rakyat kecil yang kian hari kian terkapar karena mencari nafkah kini terasa amat sukar.

Berikut cerita haru mereka yang tengah bertahan selama pandemi:

1. Setyani - Asisten Rumah Tangga

dok.ACT
dok.ACT
Tepat di pinggir rel kereta api, Setyani (47) tinggal sendiri. Dia tak punya suami, pun anak. Orang tuanya juga tinggal jauh di Kota Solo, Jawa Tengah. Ia telah kehilangan pekerjaan semenjak satu bulan lalu dan makin sulit lagi semenjak wabah Corona. Sudah satu bulan ini Setyani memang tak bekerja lagi. Tadinya ia mengasuh anak seseorang, namun tiba-tiba saja ia juga diberhentikan dari tempat itu. Permintaan orang-orang untuk membantu mencuci baju sekarang juga tak pernah lagi ia dapatkan.

"Aduh, terima kasih banyak ini. Bantuannya bisa manjangin nyawa saya. Sebelum corona juga sudah tidak bekerja. Apalagi sekarang, tambah-tambah (sulit). Saya sudah cari ke sana ke mari (tidak ada), sampai saya cari ke rumah susun juga. Sekarang seadanya saja. Ada beras sama mi instan atau kerupuk, ya sudah itu saja (yang dimakan)," jelas Setyani.

2. Asan - Ojek Daring dan Tukang Sampah

dok.ACT
dok.ACT
Selain mengambil sampah di pemukiman warga, Asan menyambi jadi pengemudi ojek daring. Pekerjaan sambilan itu sudah ia jalani beberapa tahun belakangan ini untuk menambah penghasilan. Pasalnya, gaji bulanan menjadi tukang sampah tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Asan dan keluarganya. "Ngambilin sampah dapat 600 ribu (rupiah) per bulan. Enggak cukup buat hidup sebulan. Makanya nyambi ngojek," ungkap Asan.

Sejak Covid-19 dinyatakan masuk ke Indonesia pada Maret lalu, pendapatan Asan dari mengemudi ojek daring berkurang. Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar berdampak pada jumlah penumpang yang bisa Asan antar. "Sudah sebulan ini yang parah, enggak jarang sehari itu enggak dapat orderan sama sekali, mau penumpang orang atau antar makanan sama barang," jelasnya.

Kedatangan tim ACT ke bedeng Asan bertujuan menyerahkan bantuan beras wakaf. Program ini untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat prasejahtera di tengah pandemi. "Alhamdulillah, terima kasih sudah bantu beras, bisa buat makan beberapa hari ke depan," kata Asan.

3. Isitin dan Wasrifah - Guru Honorer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun