Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mereka yang Bertahan Selama Pandemi di Bulam Ramadan

26 April 2020   19:42 Diperbarui: 26 April 2020   19:51 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.ACT
dok.ACT

Nyaris semua sendi kehidupan terpengaruh wabah ini. Tak mengenal apa profesi mereka, bahkan guru sekalipun yang dipandang sebagai profesi mulia. Istitin dan Wasrifah merupakan beberapa guru yang perekonomiannya terdampak imbas Covid-19. Pasalnya, gaji yang didapatkan tak penuh seperti mengajar langsung ke sekolah. Apalagi saat ini suami Istitin yang berprofesi menjadi pengemudi ojek di sekitaran Pasar Tanah Abang tak lagi bekerja setelah pasar ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Hal serupa dirasakan Wasrifah, guru di salah satu sekolah di Kampung Bali, Tanah Abang. Sejak sekolah diliburkan, Wasrifah mengajar secara daring ke murid-muridnya. Ia mengajar di dua sekolah berbeda, namun salah satu sekolah tempatnya mengajar diliburkan total.

"Pendapatan sekarang ini berkurang banget. Pendapatan suami saja juga berkurang, jadi ya harus pintar-pintar kelola uang," tuturnya.

Suami Wasrifah merupakan pedagang peralatan jahit di Pasar Gandaria. Penjualannya kini semakin berkurang karena di hari biasa pun pembelinya juga tak banyak. Kondisi ini yang membuat pemenuhan kebutuhan keluarga Wasrifah semakin berat. Terlebih iuran sekolah ketiga anaknya terus berjalan walau kegiatan belajarnya diliburkan untuk sementara.

Biasanya, tiap bulan mereka dibayar lebih kurang Rp600 ribu. Mereka merupakan guru honorer yang jika tak mengajar, gajinya akan dipotong Rp5 ribu per pertemuan. Walau tak seberapa, Istitin tetap merasa bersyukur atas penghasilannya. "Bisa melihat anak-anak belajar saja saya sudah senang," ungkapnya.

4. Kakek Aran, Penjual Kayu Bakar

dok.ACT
dok.ACT
Aran (68) merupakan warga Desa Pelajau, Kecamatan Batumandi, Balangan. Ia tinggal di rumah sangat sederhana bersama dua cucunya. Menjual kayu bakar serta memancing ikan menjadi caranya bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia mengaku per harinya biasa hanya mampu mendapatkan uang Rp5 ribu - Rp10 ribu. Terlebih lagi saat pandemi berlangsung saat ini, pendapatan bisa kurang dari jumlah tersebut.

Selain itu, musim hujan seakan jadi masa paling sulit bagi Aran dan cucunya, Rumah yang ditinggali mereka pun mudah ditembus air hujan karena lubang. "Kalau musim hujan sama banjir kadang numpang berteduh di tempat tetangga," ungkapnya.

Aran merupakan salah satu penerima manfaat bantuan dari Operasi Beras Gratis tahap awal. Pendistribusian dilakukan di daerah Balangan, Tanah Bumbu, Tanah Laut. "Alhamdulillah ada bantuan, bisa buat makan besok," ungkap Aran terharu.

5. Aceng - Tukang becak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun