Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebulan Lebih Warga Lebak Bergantung pada Bantuan Pangan

17 Februari 2020   09:22 Diperbarui: 17 Februari 2020   09:20 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga tak lagi bekerja setelah banjir menerjang Kampung Seupang yang ada di Desa Pajaga, Sajira, Lebak. Mereka kini bertahan di pengungsian dan bergantung pada bantuan, termasuk pemenuhan pangan. 

  ACTNews, LEBAK -- Bencana banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Lebak, tepatnya di Kecamatan Sajira masih menyisakan duka bagi warga. Kejadian yang terjadi satu bulan lalu membuat kehidupan warga berubah. Sebagian dari mereka ada yang menumpang di rumah keluarga dan ada juga yang bertahan di bawah tenda pengungsian. Salah satunya ada di Kampung Seupang, Desa Pajagan, Sajira.

Warga yang bertahan di sana hanya mengandalkan bantuan dari dermawan, salah satunya untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Warga di Kampung Seupang misalnya. Warga yang umumnya petani dan memiliki usaha di rumah, kini harus menganggur. Sawah dan modal untuk mereka bekerja terbawa arus banjir. Sekarang, mereka mengandalkan bantuan untuk melanjutkan kehidupan.

Salah satunya adalah Amir. Sejak banjir menghancurkan perkampungan tempat tinggalnya, ia tak dapat bekerja. Lahan persawahan yang digarapnya terendam lumpur bercampur pasir setinggi sekitar 50-100 sentimeter. "Ya sekarang enggak kerja, ya paling nunggu bantuan saja," ungkapnya, Sabtu (15/2).

Kondisi seperti ini telah dirasakan Amir dan pengungsi lainnya sejak 1 Januari 2020 lalu. Ketika itu banjir bandang melanda Kampung Seupang yang mengakibatkan sekira 43 rumah, satu sekolah, dan satu masjid hancur. Sebanyak 295 warganya harus mengungsi di kebun bambu yang tak jauh dari lokasi terdampak. Mereka bertahan dengan menggantungkan pada bantuan.

Sabtu kemarin, Aksi Cepat Tanggap (ACT) datang ke Kampung Seupang untuk mendistribusikan paket makanan siap santap dari Humanity Food Truck. Distribusi menggunakan kendaraan berpenggerak empat roda karena medan yang harus dilalui ke Kampung Seupang tak dapat dijangkau truk berdapur dari ACT ini. Sedangkan proses masak dilakukan di Humanity Food Truck yang diparkir tak jauh dari Alun-Alun Sajira.

Luki, salah satu anak yang mengungsi dari Kampung Seupang, mengungkapkan betapa lezatnya hidangan dari Humanity Food Truck. Lauknya pun beragam. "Enak ada ayamnya, mi, sama sambel. Ada nugget juga," ungkapnya.
Koordinator Humanity Food Truck Ryan Andriana mengatakan, aksi truk ini akan berlangsung selama delapan hari di wilayah terdampak bencana banjir bandang Lebak. Tiap harinya seribu porsi akan dihidangkan. "Setiap hari juga kami akan distribusikan makanan siap santap untuk penuhi kebutuhan pangan warga," jelas Rian.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun