Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebulan Pasca Gempa, Bagaimana Rupa Lombok Terkini?

29 Agustus 2018   11:01 Diperbarui: 29 Agustus 2018   11:24 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan yang berderet beberapa hotel dan rumah warga, mendadak ramai dengan orang yang mencari tempat aman jauh dari bangunan. Kabel listrik bergoyang dan bangunan bergetar berkali-kali. Ketakutan terus dirasa warga, hingga memilih untuk menutup jalan guna mendirikan tenda.

DMII-ACT mencatat di Mataram 13 orang kehilangan nyawa akibat tertimpa bangunan saat gempa. Tenda-tenda berdiri di sepanjang jalan perkotaan di Mataram. Jika ditotal, tak kurang dari 18.894 jiwa menempati tenda-tenda terpal berwarna biru. Mereka kehilangan rumah yang hancur sampai angka 754. Namun ada juga warga yang memilih tinggal di pengungsian akibat trauma getaran gempa yang masih terus terjadi.

Bersebelahan dengan Mataram, tepat di Lombok Barat menjadi wilayah yang memiliki kerusakan rumah paling banyak. Mencapai 46% rumah rusak atau 25.546. Rumah dengan kondisi rusak berat sebanyak 12.193 unit, sedangkan rusak sedang hingga ringan di angka 13.353. 

Wilayah Lombok Barat yang cenderung perkotaan menyimpan 116.453 pengungsi yang mendirikan tenda di berbagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Lombok Utara ini.

Di Lombok Timur yang menjadi pusat gempa berkekuatan 6,9 SR pada Ahad (19/8) per 27 Agustus ini, tercatat 26 orang meninggal dunia dan 104.060 jiwa mengungsi akibat kehilangan tempat tinggal dan trauma akan runtuhan bagunan. Rumah rusak dengan tingkat berat berjumlah 4.772 unit sedangkan ringan mencapai lebih dari 10 ribu lebih.

Topografi wilayah Lombok Timur sebagian pegunungan. Terdapat Gunung Rinjani bertengger di sana. Wilayahnya memiliki udara sejuk dan dingin membuat warga di sana sangat membutuhkan pakaian hangat dan kebutuhan tenda yang memadai untuk menghalau dingin yang semakin terasa di malam hari. Ketika gempa kembali melanda pada Ahad (19/8) terlihat beberapa bukit mengalami longsor.

Sedangkan untuk wilayah Lombok Tengah, dua orang meninggal dunia. Di kabupaten yang menjadi tempat Bandar Udara Praya ini mungkin agak jarang dilihat kompleks pengungsian di tepian jalan. 

Adapun berdiri di sekitaran rumah yang masih berdiri, mereka hanya trauma akan gempa yang melanda berkali-kali. Data DMII-ACT mencatat 13.887 orang mengungsi dan 4.767 rumah mengalami kerusakan dengan 9 rumah dalam keadaan rusak berat.

Gempa tak hanya dirasakan masyarakat Lombok, tetapi juga Pulau Sumbawa. Bertetangga, Sumbawa pada Minggu (26/8) diguncang gempa dengan magnitudo 5,1. Terdata tujuh orang meninggal dunia akibat gempa yang melanda Lombok dan Sumbawa ini. Rumah rusak mencapai 6.236.

Mendirikan hunian sementara

Tenda dibentuk layaknya atap rumah segitiga menghiasi Lapangan Gondang, Kecamatan Gangga, KLU. Debu bertebangan di sana-sini, terhirup siapapun yang berada di sekelilingnya. Hasanah salah satunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun