Jalan yang berderet beberapa hotel dan rumah warga, mendadak ramai dengan orang yang mencari tempat aman jauh dari bangunan. Kabel listrik bergoyang dan bangunan bergetar berkali-kali. Ketakutan terus dirasa warga, hingga memilih untuk menutup jalan guna mendirikan tenda.
DMII-ACT mencatat di Mataram 13 orang kehilangan nyawa akibat tertimpa bangunan saat gempa. Tenda-tenda berdiri di sepanjang jalan perkotaan di Mataram. Jika ditotal, tak kurang dari 18.894 jiwa menempati tenda-tenda terpal berwarna biru. Mereka kehilangan rumah yang hancur sampai angka 754. Namun ada juga warga yang memilih tinggal di pengungsian akibat trauma getaran gempa yang masih terus terjadi.
Bersebelahan dengan Mataram, tepat di Lombok Barat menjadi wilayah yang memiliki kerusakan rumah paling banyak. Mencapai 46% rumah rusak atau 25.546. Rumah dengan kondisi rusak berat sebanyak 12.193 unit, sedangkan rusak sedang hingga ringan di angka 13.353.Â
Wilayah Lombok Barat yang cenderung perkotaan menyimpan 116.453 pengungsi yang mendirikan tenda di berbagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Lombok Utara ini.
Di Lombok Timur yang menjadi pusat gempa berkekuatan 6,9 SR pada Ahad (19/8) per 27 Agustus ini, tercatat 26 orang meninggal dunia dan 104.060 jiwa mengungsi akibat kehilangan tempat tinggal dan trauma akan runtuhan bagunan. Rumah rusak dengan tingkat berat berjumlah 4.772 unit sedangkan ringan mencapai lebih dari 10 ribu lebih.
Topografi wilayah Lombok Timur sebagian pegunungan. Terdapat Gunung Rinjani bertengger di sana. Wilayahnya memiliki udara sejuk dan dingin membuat warga di sana sangat membutuhkan pakaian hangat dan kebutuhan tenda yang memadai untuk menghalau dingin yang semakin terasa di malam hari. Ketika gempa kembali melanda pada Ahad (19/8) terlihat beberapa bukit mengalami longsor.
Sedangkan untuk wilayah Lombok Tengah, dua orang meninggal dunia. Di kabupaten yang menjadi tempat Bandar Udara Praya ini mungkin agak jarang dilihat kompleks pengungsian di tepian jalan.Â
Adapun berdiri di sekitaran rumah yang masih berdiri, mereka hanya trauma akan gempa yang melanda berkali-kali. Data DMII-ACT mencatat 13.887 orang mengungsi dan 4.767 rumah mengalami kerusakan dengan 9 rumah dalam keadaan rusak berat.
Gempa tak hanya dirasakan masyarakat Lombok, tetapi juga Pulau Sumbawa. Bertetangga, Sumbawa pada Minggu (26/8) diguncang gempa dengan magnitudo 5,1. Terdata tujuh orang meninggal dunia akibat gempa yang melanda Lombok dan Sumbawa ini. Rumah rusak mencapai 6.236.
Mendirikan hunian sementara
Tenda dibentuk layaknya atap rumah segitiga menghiasi Lapangan Gondang, Kecamatan Gangga, KLU. Debu bertebangan di sana-sini, terhirup siapapun yang berada di sekelilingnya. Hasanah salah satunya.Â