[CENTER][IMG]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/41.JPG[/IMG]
ACTNews. KUPANG – Ketersedian air bagi kehidupan sangatlah penting. Air menjadi sumber penunjang kehidupan manusia yang paling vital, kekurangan suplai air akibat kemarau yang menyebabkan kekeringan, bisa menjadikan ancaman kelaparan bagi kehidupan manusia.
Di Indonesia kawasan yang sering mengalami kekurangan air bersih adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur/NTT, salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste ini, menjadi provinsi yang sering mengalami problem kekeringan dan kekurangan air bersih. Air bersih di beberapa wilayah di provinsi NTT menjadi hal yang paling dibutuhkan.
Keadaan topografi serta Iklim di beberapa wilayah di NTT sangat berbeda dengan di provinsi atau wilayah lainnya di Indonesia. Wilayahnya yang kering, tandus dengan keadaan tanahnya bercadas (bebatuan) terpapar luas di NTT, hujan pun sangat jarang turun di wilayah ini. Bahkan ketika di beberapa wilayah di Indonesia mengalami musim hujan, sampai di beberapa wilayah lain mengalami bencana banjir, di NTT malah terjadi kekeringan.
Misalnya yang terjadi pada Februari 2016 lalu, enam dari 22 kabupaten/kota di NTT secara resmi mengumumkan perpanjangan waktu darurat kekeringan. Kabupaten yang memperpanjang masa darurat kekeringan terlama adalah Sabu Raijua, yakni sampai dengan akhir Desember 2016, padahal di beberapa wilayah lainnya di Indonesia sedang musim hujan.
[IMG]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/dsc_2335.JPG[/IMG]
Fenomen tersebut juga diakui Presiden Republik Indonesia Jokowi, menurutnya problem di NTT hanyalah air. Jokowi yakin, apabila persediaan air terpenuhi, NTT akan berkembang. Jika ada air, masyarakat bisa memanfaatkannya untuk pengembangan potensi pertanian, seperti jagung dan bawang merah. "Kalau ada air, mau tanam jagung atau apa saja juga bagus. kuncinya air," tuturnya.
Aksi Cepat Tanggap/ACT melalui Program turunan Global Wakaf nya yaitu Program Wakaf Sumur, berusaha membantu penyediaan air bersih untuk masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia, salah satu provinsi yang menjadi prioritas program ini adalah Provinsi NTT.
Program Wakaf Sumur ACT terkini berkolaborasi dengan H. Zamril Zakir salah satu donatur BNI Syariah, dilakukan di wilayah tandus di Kota Kupang, yaitu Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak. Wilayah tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, sebagian besar masyarakatnya masuk dalam kategori pra-sejahtera, yang mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan.
Selama ini kebutuhan air bersih di Kelurahan Namosain hanya mengandalkan air dari Perusahaan Daerah Air Minum/PDAM Kota Kupang. Mahalnya biaya pemasangan air PDAM membuat tidak semua warga mampu memiliki aliran PDAM dirumah mereka. Selain itu, ketersediaan air PDAM Kota Kupang selama ini, sering mengalami gangguan kekeringan, sehingga suplai air yang didistribusikan sering macet (tidak mengalir), terutama saat musim kemarau.
[IMG]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/whatsapp_image_2017_04_26_at_5.06.08_pm.jpeg[/IMG]
Menurut Efendi Ghofur (34) Penanggung Jawab Program Wakaf Sumur, PDAM hanya mampu mensuplai air bersih untuk masyarakat Kelurahan Namosain selama 2 hari saja dalam seminggu, karena keterbatasan air bersih di PDAM. Biasanya kalau musim hujan datang warga memanfaatkan air hujan untuk keperluan sehari-hari, karena kalau mengandalkan air dari PDAM sangat terbatas.
“Kalau musim kemarau datang seringkali air dari PDAM terasa asin, karena kondisi debit airnya yang telah menyusut sehingga air laut terserap,” terang Efendi, menjelaskan kualitas air PDAM apabila musim kemarau datang.
Program wakaf sumur ini dipilih, karena daerah Namosain merupakan daerah dengan kondisi bebatuan yang tipis dengan kedalaman bebatuan hanya mencapai 30 meter. Lebih dari 30 meter merupakan tanah lempung yang tidak bisa menampung air tanah.
Proses Penggaliannya pun harus melalui proses panjang dan melelahkan, tidak seperti wilayah di Indonesia lainnya. Di Daerah ini kondisi tanahnya bebatuan/bercadas, sehingga penggaliannya pun harus dilakukan dengan dipahat. Proses penggaliannya tidak bisa dilakukan dengan cara dibor, namun harus dilakukan dengan penggalian manual/tradisional, karena di bawah lapisan tanahnya yang bebatuan, merupakan tanah lempung yang tidak bisa menahan air, sedangkan air keluar dari sela-sela bebatuan.
[IMG]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/51.JPG[/IMG]
“Kami harus menggali sedalam 22 meter dengan diameter 120 CM untuk bisa mendapatkan air bersih. Namun kalau lebih 30 meter, sudah masuk tanah lempung yang tidak bisa menampung air. Untuk mendapatkan air bersih itu, dasar sumurnya harus bebatuan tidak tanah lempung,” jelas Efendi
Sebelum melakukan proses penggalian Tim Wakaf Sumur-ACT bekerjasama dengan seorang ahli pencari sumber air di sana, melakukan proses pencarian daerah yang terdapat sumber air. Karena tidak semua daerah di wilayah ini terdapat sumber air. Proses pencarian bisa dilakukan menggunakan kayu dari pohon yang tak bergetah, bisa juga menggunakan besi berbentuk angka L atau lebih modern lagi bisa menggunakan alat pencari sumber air berbentuk antene televisi.
[IMG]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/dsc_2314.JPG[/IMG]
“Prosesnya sangat unik, alat berupa besi, kayu atau berbentuk antene dipegang seorang ahli pencari sumber air, kemudian menyusuri permukaan tanah. Kalau terdapat sumber mata air, biasanya si alat yang dipegang itu akan bergerak, kalau bergerak maka di sanalah terdapat sumber mata air,”tuturnya.
Masyarakat Kelurahan Namosain sangat respon dengan Program Wakaf Sumur – ACT yang kini tengah berjalan, karena memang selama ini mereka mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Sedangkan warga yang memiliki sumur di kelurahan ini hanya satu keluarga saja. Kalau masyarakat ingin menggunakan air sumur tersebut, si pemilik sumur mengharuskan masyarakat membayar (bertarif). Dengan adanya sumur ini nantinya masyarakat Namosain bisa menggunakan air sumur ini dengan gratis (tidak berbayar), kapan pun bisa dimanfaatkan.
“Alhamdulillah, ACT merespon keinginan warga yang selama ini diimpikannya. Saya mengirimkan proposal untuk pembangunan sumur ke ACT dan ACT langsung meresponnnya. Masyarakat kami sangat gembira, kami berharap penggalian dan pembangunan sumur ini bisa kami selesaikan sesuai standar. Nanti kami akan bangun 6 bak untuk menampung air bersih,”pungkas Efendi.[]
[B]Ayo Berpartisipasi[/B]
[B][URL="https://act.id/id/involved"]Jadi Relawan Indonesia(Get Involved)[/URL][/B]
[B][URL="https://blog.act.id"]Info Kebencanaan[/URL][/B]
[B][URL="https://www.globalqurban.com"]Global Qurban - Kurban Mudah, Murah, Memberdayakan[/URL][/B]
[B][URL="https://globalwakaf.com/"]Global Wakaf - Wakaf Solusi Kehidupan [/URL][/B][/CENTER]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI