Ibu Ichi sudah dua tahun ditinggal suami tercinta menghadap Sang Khalik. Sepeninggal almarhum suaminya, Ibu Ichi harus berperan ganda, sebagai ibu dan ayah dari anak-anaknya. Pagi hari Ibu Ichi menyiapkan sarapan pagi untuk putra putrinya, dan mengantar mereka ke sekolah, setelah itu dia mendorong gerobak kayunya ke pantai untuk mengambil pasir.
Untuk makan dan biaya sekolah anak-anaknya, Ibu Ichi mengandalkan sebidang tanah warisan yang ditanami suaminya semasa hidup pohon kayu putih dan pohon cengkeh. Apabila masa panen daun dan ranting pohon kayu putih (bahan dasar minyak kayu putih dan obat-obatan) dan biji cengkeh ia jual kepada siapa saja yang mau membelinya. Alhamdulillah, hasil kedua jenis pohon ini dapat mencukupi sekadar uang sekolah dan kebutuhan makan sehari hari.
“ Sebagian saya tabung untuk memperbaiki rumah,” ungkap Ibu Ichi, berharap perjuangannya membesarkan anak-anak tercintanya berbuah masa depan yang manis.
“Saya tidak ingin anak-anak hidup sengsara,” tekadnya mengakhiri perbincangan dengan reporter ACTNews, Satari, yang berkunjung ke Pulau Buru, pekan lalu. []
Laporan: Satari
Editor: ApikoJM
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI