Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Derita Banjir Aceh Singkil

18 Desember 2015   11:15 Diperbarui: 18 Desember 2015   11:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat gencarnya persiapan kesiapsiagaan banjir Jakarta masih menjadi trending topic media nasional, di antara deru konflik politik di panggung sandiwara Setya Novanto Sang Ketua DPR, ternyata di pelosok barat negeri ini ada derita duka yang masih terus berlanjut. Kabar duka ini datang dari wilayah yang beberapa hari ini diterjang banjir bandang. Seperti yang dilaporkan langsung dari lapangan, banjir Aceh Singkil masih juga belum surut. Bahkan banjir masuk makin jauh menuju titik yang lebih rendah di pemukiman warga dan jalan lintas Singkil-Subulussalam.

Apalagi selama masuk ke hitungan pekan ketiga Desember 2015, hari-hari di langit Indonesia bagian barat selalu dipenuhi oleh awan mendung dengan sesekali petir yang bersahutan. Hujan yang terus turun deras makin membuat tinggi rendaman banjir. Seorang relawan Aksi Cepat Tanggap dari Aceh Singil, Mustafa YM mengatakan bahwa banjir di Aceh Singkil sudah memutus jalan lintas penghubung antar desa. Ada beberapa kendaraan pengangkut bantuan dan milik warga setempat yang nekat menerjang banjir, kemudian pada akhirnya hanya berakhir terperosok pada lobang jalan yang cukup dalam.

Satu hal lagi yang lebih memilukan, ketika hujan masih rintik mengguyur, dan air banjir masih merendam enggan untuk surut, Pada Senin pagi (14 Desember 2015) seorang nelayan dari Gampong Pemuka yang sedang mencari ikan menemukan seorang jenazah tanpa identitas berkelamin perempuan di Sungai Lae Tenong, kawasan Pemuka Lama.

Kabar penemuan jenazah perempuan tanpa identitas ini pun langsung dilaporkan kepada kepala desa setempat, kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, TNI, polisi dan camat.

“Akhirnya tim gabungan evakuasi ini pun berangkat melalui Sungai Kilangan dan sekitar pukul dua siang mayat tersebut berhasil dievakuasi, belum bisa dipastikan apakah penyebabnya terbawa arus atau yang lain,” ujar Mustofa.

Satu orang korban tewas yang sudah ditemukan adalah peringatan, bahwa banjir bandang di Singkil tak bisa lagi disepelekan. Darurat banjir sudah harus ditetapkan di Provinsi Aceh. Selain Aceh Singkil, kemarin banjir cukup parah juga dilaporkan terjadi di wilayah Pidie. Bahkan di Desa Krueng Sikeuk, Kecamatan Tangse. Di daerah tersebut, ada sebuah pesantren yang bangunannya hancur diterjang banjir.

“Negeri ini dilanda bencana untuk mempersatukan kita dalam kemanusiaan. Menghilangkan sekat-sekat politik ras, agama, suku, warna kulit. Relawan ACT di Aceh siap bersinergi dengan semua pihak dan menjadi garda depan dalam penangana bencana,” tegas Mustafa. (act.id)

img : assets.kompas.com/data/photo/2015/12/15

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun