Tak bisa dimungkiri, perkembangan industri perfilman tanah air masih belum bisa merata di berbagai lini. Perkembangan industri film di Indonesia masih berupaya bergerak dari sisi penguatan cerita, sebelum berjalan lebih jauh menuju tampilan film layaknya teknologi yang diterapkan oleh Hollywood. Namun di antara puluhan hingga ratusan judul film layar lebar yang berhasil diproduksi oleh sineas tanah air, hanya segelintir yang punya kekuatan cerita yang menarik.
Padahal film bisa menjadi sarana efektif injeksi nilai-nilai kepada masyarakat. Salah satu produk film yang menjadi trending topic nasional menjelang pergantian tahun 2015 ke 2016 ini adalah film “Ketika Mas Gagah Pergi” (KMGP) yang diangkat dengan novel berjudul serupa karya Helvy Tiana Rosa, penulis novel senior di Indonesia.
Film Ketika Mas Gagah Pergi bercerita tentang kisah-kisah khas yang dialami oleh masyarakat Indonesia. Banyak pesan baik bergulir dalam tiap menit kisahnya. Mulai dari kisah cinta, keikhlasan, kemanusiaan, dan perenungan diri dalam menjalani hidup coba disampaikan oleh film ini. Dengan tujuan menuntun orang kepada perilaku baik tanpa harus merasa digurui.
Satu lagi hal unik yang ditawarkan oleh film KMGP adalah bentuk penjualan tiketnya. Proses penjualan tiket dari KMGP mencari cara-cara kreatif yang mampu menggerakkan banyak kebaikan. KMGP bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap menawarkan bentuk penjualan tiket bertajuk “sedekah tiket”.
ACT menjadi bagian ‘Tim Marketing Film KMGP’ menawarkan Sedekah Tiket (Nonton) Film KMGP kepada mereka yang berkelimpahan rezeki di satu sisi, dengan calon penonton yang merasa berat dengan banderol tiketnya yang tak biasa, bisa menjadi peluang berbagi kebaikan menuai pahala, serta keberkahan hidup. Inilah momen menikmati hiburan sembari berharap keberkahan. Ajang jalinan kasih sayang antara si kaya dan si miskin, momen silaturahim antara penderma dengan benefisiaris.
Rini Maryani selaku Senior Manager ACT mengatakan bahwa konsep Sedekah Tiket, jelas unik. Istilah ‘sedekah’ sangat bernuansa agamis, sementara ‘tiket’ (nonton) bernuansa profan (duniawi). Ini bukan mencampurkan antara yang haq dengan yang batil, namun mengembalikan setiap elemen ciptaan kembali ke pengabdian kepada yang Ilahi, karena memang itulah sesungguhnya manusia diciptakan
Jika Anda setuju film KMGP adalah film bagus yang layak ditonton, karena syarat nilai kebaikan, apalagi Anda telah membaca novelnya, ini saatnya Anda mengajak siapa saja menontonnya.
“Jika Anda berlimpah rezeki, Anda juga bisa membiayai mereka yang ingin nonton namun tak punya uang membeli tiket, dengan ber-Sedekah Tiket. Nah, tunggu apalagi? Inilah saatnya berbagi tontonan film yang sarat tuntunan,” pungkas Rini berpromosi, sembari tersenyum.
(act.id)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H