Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

500.000 Pengungsi Suriah Akan Dipindahkan ke Eropa

4 Desember 2015   11:26 Diperbarui: 4 Desember 2015   11:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gejolak perang di Suriah nampaknya makin memanas ketika dunia memasuki fase akhir tahun 2015. Bukan tanpa alasan, serangan udara militer Turki yang menembak jatuh pesawat jet Rusia di dekat perbatasan antara Suriah dan Rusia telah membuka kembali luka lama dalam perang dingin tahun 50’an silam. Kini arena perang Suriah tak hanya menjadi persaingan kekuatan antara ISIS dan militer Rusia serta militer negara-negara anggota NATO saja. Namun perlahan sudah mulai berubah menuju pertempuran konflik dan adu ego antara negara-negara blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan negara-negara blok timur yang dipimpin oleh Rusia.

Namun di antara gejolak perang Suriah yang malah semakin memanas, kabar baik datang dari kebijakan baru negara Uni Eropa. Dari lansiran CNN dilaporkan, di awal pekan pertama bulan Desember 2015 ini, Uni Eropa akan membuka keran kebijakan baru yang menerima hingga 500 ribu pengungsi Suriah. Nantinya setengah juta pengungsi Suriah ini akan dipindahkan dari kamp pengungsian orang-orang Suriah di Turki. Kebijakan ini diketahui setelah dituturkan oleh Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban.

Namun bukan berarti Orban, sang Perdana Menteri Hungaria ini akan menerima begitu saja kebijakan baru Uni Eropa ini. Pasalnya, seperti yang sudah diberitakan oleh sejumlah media dalam beberapa bulan terakhir, Hungaria di bawah kepemipinan Orban selalu mengundang perselisihan dengan negara-negara Uni Eropa. Ia berada di kubu tang tak setuju dengan gelombang ratusan ribu pengungsi Suriah yang memasuki Eropa.

Masih dari laman CNN dikisahkan, selama beberapa bulan terakhir bahkan Hungaria mendirikan pagar besi yang menjulang tinggi sepanjang perbatasan Hungaria bagian selatan. Walau semua tekanan mengarah ke Hungaria namun tetap saja masyarakat Hungaria di bawah kepemimpinan Orban masih bersikap dingin atas gelombang pengungsi yang lari dari perang.

Berangkat dari kenyataan itu, nampaknya isu tentang keran baru yang dibukan oleh Uni Eropa demi menampung sekira 500 ribu pengungsi Suriah akan menjadi bola panas yang terus bergulir membelah-belah Uni Eropa.

Hingga hari ini, kebijakan Uni Eropa tentang pengungsi Suriah tak selalu diamini oleh anggota-anggotanya. Salah satu yang mengecam keras gelombang pengungsi adala Hungaria. Tak ada sama sekali pengungsi Suriah yang diterima oleh Hungaria. Hungaria juga menolak keras pembagian jumlah pengungsi yang menuju Jerman atau Swedia di negara mereka. (cal)

img : gettyimages

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun