Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Betulkah Air Rebusan Mi Instan Tak Boleh Dikonsumsi?

4 Desember 2015   09:46 Diperbarui: 4 Desember 2015   10:12 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Di musim hujan yang semakin bergerak deras ini, tak ada yang bisa mengelak betapa nikmatnya mengonsumsi hidangan mi instan panas di kala hujan deras turun. Tak bisa dimungkiri, selama ini mi instan selalu menjadi makanan yang paling digandrungi oleh seluruh masyarakat di Indonesia, tak peduli apapun sukunya, tak peduli berapa hartanya.

Namun di antara lezatnya mi instan, banyak rumor miring di masyarakat yang menyatakan bahwa mi instan punya banyak keburukan bagi kesehatan. Selain karena kandungan bumbu mi instan yang mengandung penyedap rasa dalam jumlah berlebihan dan tak baik bagi pencernaan serta perkembangan otak, mi instan pun dituduh tak higienis terlebih air rebusan mi instan yang dipercaya masyarakat luas berwarna keruh karena mengandung lapisan lilin. Jadi ketika mi instan direbus, lapisan lilin itu akan luruh dan dan larut pada air rebusan mi instan. Sehingga masyarakat selama ini mempercayai bahwa air rebusan mi instan tak boleh dikonsumsi dan berbahaya bagi kesehatan.

Betulkah demikian?

Ternyata, berbagai ahli dan dokter gizi tak menyetujui rumor tersebut. Dari laman CNN, Dokter spesialis gizi Cindiawaty Pudjiadi mengatakan, air rebusan mi instan aman saja untuk dikonsumsi. Tak bisa dibuktikan sama sekali rumor yang merebak di masyarakat itu bahwa mi instan mengandung zat lilin yang kemudian larut dalam air rebusannya.

Satu hal yang bisa membuktikan dan paling kasat mata adalah jika memang betul air mi instan berbahaya, maka sudah sejak dulu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang mentah-mentah seluruh masyarakat untuk mengonsumsi mi instan. Namun, hingga tulisan ini diturunkan, tak ada sama sekali catatan khussu dari BPOM yang menyebutkan bahwa air rebusan mi instan itu berbahaya.

Kenyatannya memang, satu hal ironis bahwa masyarakat Indonesia punya kecenderungan untuk selalu mempercayai rumor yang merebak deras tanpa mencari bukti penelitian ilmiahnya terlebih dahulu. Sehingga banyak rumor tentang makanan dan kesehatan masyarakat yang ditelan mentah-mentah. Sebuah pembodohan publik yang berjalan terus menerus.

Sementara itu, dari ahli gizi Institut Pertanian Bogor malah menyesalkan tindakan masyarakat yang membuang air rebusan mi instan dan menggantikannya dengan air rebus yang baru. Pasalnya kandungan mi instan itu 90% nya hanya berisi karbohidrat total, justru vitamin dan kandungan gizi lainnya terdapat di air rebusan itu. Karena vitamin punya sifat mudah larut.

Jadi air keruh yang selama ini ditimbulkan usai merebus mi instan pada dasarnya adalah zat larut dalam tepung bahan dasar mi instan. Kini tepung pun sudah banyak mengandung vitamin. Salah satunya adalah asam folat. Nah, jadi warna keruh di air rebusan mi instan itu sama sekali bukan zat lilin yang selama ini dipercaya masyarakat. Namun warna keruh itu adalah kandungan zat mudah larut seperti vitamin yang terkandung dalam tepung. (cal)

img : wordpress

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun