Hancurnya kondisi pengelolaan hutan Indonesia nampak sangat jelas tergambar dalam kejadian bencana kebakaran hutan dan kabut asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan antara September hingga Oktober 2015. Kebakaran hutan tahun 2015 ini malah dipandang sebagai kasus kebakaran hutan dan kabut asap terparah sepanjang sejarah bencana hutan di negeri ini.
Fakta yang lebih ironis lagi datang dari laporan Forest Watch Indonesia (FWI) pada tahun 2015 ini yang mengatakan bahwa kenyataannya kerusakan hutan Indonesia memang jadi yang terparah di dunia. Kesimpulannya, laju kerusakan hutan Indonesia begitu deras, begitu masif menjadi laju kerusakan hutan tertinggi di dunia. Bagaimana rincian faktanya? Berikut laporan dari Forest Watch Indonesia seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Ketua perkumpulan FWI E. E Togu Manurung memberikan kenyataan yang istimewa bahwa Indonesia memang selama ini dipandang sebagai salah satu negara dengan luasan hutan yang terluas dan terkaya di dunia. Hanya berbeda sedikit dari jumlah lahan hutan yang dimiliki oleh Brazil lewat kekayaan hutan Amazonnya.
Namun secara istimewa, Indonesia pun makin dikenal dunia sebagai negara yang tak pernah bisa belajar dari sejarah tentang bencana alam yang muncul dari kerusakan hutan. Bukannya hutan yang rusak ditambal dan dikembalikan ke kondisi alamiahnya, malah catatan kerusakan hutan atatu deforestasi menggambarkan kekacauan pengelolaan hutan yang begitu parah di sektor ini selama beberapa dekade terakhir.
Laporan FWI menunjukkan statistik yang sungguh ironis, walau uniknya laju deforestasi atau kerusakan hutan Indonesia dalam kurun waktu tiga periode terakhir menunjukkan penurunan yakni sekitar 2 juta hektare pertahun dalam kurun waktu 1980-1990 an, lalu menurun sekitar 1,5 juta pertahun selama 2000-2009, dan menurun lagi sekitar 1,1 juta hektare di periode 2009-2013.
Namun ironisnya, laju penurunan kerusakan hutan ini bukan menjadi kabar baik. Pasalnya angka 1,1 juta di periode 2009-2013 masih tetap menjadi negara dengan kerusakan hutan tertinggi di dunia. Statistik penurunan ini pun disebabkan karena kawasan hutan Indonesia yang semakin berkurang setiap tahunnya.
Stastik buruk di tahun 2015 ini mengulang kembali sejarah buruk masa lalu ketika pada tahun 2000 Indonesia pernah mendapatkan predikat dari Guinness Book of World Records yang memalukan, karena dicap sebagai negara tropis dengan laju deforestasi atau kerusakan hutan terparah dan terburuk di dunia. Kala itu, angka kerusakan hutan yang tercatat adalah dua hektare lahan hutan pertahun.
Jika merenungi statistik buruk itu maka wajar saja jika bencana banjir dan tanah longsor tak pernah luput dari wilayah Indonesia. Pasalnya, bencana alam banjir dan longsor pun punya kaitan erat dengan buruknya kerusakan lingkungan yang dialami oleh tiap petak hutan di negeri ini.
Sudahkah kita menyadarinya? (cal)
img : greenpeace
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H