Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Letusan Gunung Barujari, Abu Vulkanik Akhirnya Sampai ke Mataram

6 November 2015   13:53 Diperbarui: 6 November 2015   14:43 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
abu-vulkanik-barujari

Walaupun punya skala besaran gunung yang tak seberapa besar, namun erupsi Gunung Barujari ternyata bisa juga membuat repot jutaan jiwa terdampak di Pulau Lombok dan Bali. Pada kenyataannya, Gunung Barujari adalah sebuah gunung kecil yang baru tumbuh setelah erupsi besar Gunung Rinjani. Barujari memiliki saluran vulkanik yang serupa dari dapur magma di bawah perut Gunung Rinjani.

Minggu (1/11) Gunung Barujari menunjukkan geliatnya. Gunung kecil itupun dinyatakan sedang mengalami erupsi karena muntahan abu vulkanik yang mencapai ketinggian 7.000 meter. Imbasnya bandara Bali, Mataram, dan Banyuwangi pun lumpuh total. Media ramai membincangkan tentang dampak ditutupnya bandara Bali karena erupsi Gunung Barujari.

Lantas, bagaimana kabar dari kampung di sekitar Pulau Lombok? Apakah erupsi Gunung Barujari tak berdampak bagi masyarakat Lombok?

Dilansir oleh CNN, abu vulkanik dari letusan Gunung Barujari ternyata sudah meluncur deras di Kabupaten Lombok Timur, dan kini mulai memasuki Kota Mataram. Abu vulkanik berbentuk sangat halus namun berbahaya bagi kesehatan pernapasan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram H Supardi membenarkan hal ini. Abu vulkanik dari erupsi Gunung Barujari memang sudah nampak di Kota Mataram, namun intensitasnya belum signifikan.

Untuk mengantisipasi dampak buruk dari abu vulkanik Gunung Barujari pada masyarakat, pemerintah daerah setempat sudah mengimbau masyarakat menghindari abu vulkanik.

Seperti yang dikutip dari laman Dongeng Geologi, Secara geologis, abu vulkanik adalah material batuan vulkanik yang berasal dari magma panas dan cair yg membeku secara cepat. Batuan beku sejatinya kumpulan mineral yang membeku dan mengkristal dari magma cair. Karena membeku cepat maka magma ini tidak sempat mengkristal dengan baik. Karena tidak mengkristal dalam geologi material bekuannya disebut gelas. Mirip gelas kaca yang kita pakai sehari-hari.

Di bawah paparan mikroskop, abu vulkanik memiliki bentuk yang runcing seperti pecahan kaca. Ada pula yang berupa butiran berujung runcing, tersusun oleh mineral gelas tak berkristal. Abu vulkanik seringkali memang nampak halus lembut bagaikan bubuk semen berwarna abu-abu.

Namun ternyata dibalik bentuknya yang halus itu, abu vulkanik ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, terutama paru-paru dan organ pernafasan lainnya. Apalagi jika terkena mata, perlu penanganan khusus jika sudah masuk dan menempel di mata. Karena bentuk abu vulkanik yang halus dan terbuat dari material kaca yang tajam, maka jika masuk mata, JANGAN SEKALIPUN KAMU MENGUCEK MATA!

Jika menggunakan lensa kontak, sebaiknya jangan gunakan kontak lensamu dahulu untuk menghindari goresan halus pada kornea mata. Sebaiknya bilas dengan air yang banyak namun jangan sampai dikucek, gunakan kacamata yang lengkap menutupi mata jika memang harus berada dalam wilayah terdampak abu vulkanik. (cal)

ilustrasi gambar via bbc.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun