Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

4 Kecelakaan Pesawat di Indonesia Sepanjang 2015

6 Oktober 2015   13:00 Diperbarui: 6 Oktober 2015   13:00 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gambar via tribunnews

Semakin hari, ruang udara wilayah Nusantara terus bertambah semakin padat, pertumbuhan angkutan udara di Indonesia tak bisa dipungkiri terus meningkat sangat signifikan dalam satu dekade terakhir. Maskapai baru pun banyak bermunculan, jumlah armada pesawatnya pun tak bisa dianggap remeh, mencapai puluhan bahkan hingga ratusan.

Tak mau ketinggalan pula armada pesawat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara, tiap tahunnya ada pertambahan jumlah armada baru. Imbasnya adalah langit yang semakin padat, urusan service dan perawatan pesawat serta keletihan awak kabin pun bisa saja dinomorduakan karena tuntutan angkutan udara yang tak bisa berhenti nonstop selama 24 jam. Jika sudah demikian, bukan tak mungkin angka kecelakaan udara di Indonesia meningkat lagi di tahun 2015 ini, baik kecelakaan udara akibat kelalaian manusia, kerusakan mesin, maupun kondisi cuaca dan awan yang tak bersahabat bagi lalu lintas penerbangan.

Berikut adalah catatan 4 kecelakaan pesawat yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2015 ini, data dikutip dari lansiran CNN Indonesia:

  1. Kecelakaan Pesawat AirAsia QZ8501

Di akhir tahun 2014 lalu, tepatnya 28 Desember 2014 publik Indonesia dikejutkan dengan kabar musibah hilang kontaknya pesawat narrow-body besutan Airbus bertipe A320 milik maskapai penerbangan berjadwal AirAsia Indonesia. Diketahui, pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ8501 itu bertolak dari bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Changi Singapura. Namun di tengah perjalanan tepatnya di atas langit udara Pangkalan Bun, atau Laut Jawa bagian utara, pesawat ini diperkirakan menabrak awan cumulonimbus yang sangat besar. Mengakibatkan pesawat mengalami kegagalan sistem dan akhirnya melayang bebas menukik ke dasar laut Jawa. 155 orang penumpang dan 7 crew dipastikan tewas di dasar laut Jawa dekat Pangkalan Bun. Bangkai pesawat ditemukan beberapa hari setelahnya, terbenam puluhan meter di dasar Laut Jawa yang dangkal. Namun hingga hari ini, laporan resmi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi belum dirilis terkait penyebab pasti kecelakaan pesawat AirAsia ini.

  1. Jatuhnya Pesawat TNI AU Hercules C-130 di Medan

Belum lepas dari ingatan bagaimana tragisnya kecelakaan pesawat Hercules milik TNI AU yang jatuh di Lanud Soewondo, Medan. Pesawat angkut kelas berat khusus transportasi udara militer ini jatuh beberapa saat usai lepas landas. Diperkirakan salah satu dari keempat mesin pesawat ini mati dan kehilangan tenaga untuk lepas landas. Kemudian pesawat jatuh dan menimpa sebuah ruko dan beberapa rumah di ujung landasan. Kecelakaan ini menewaskan puluhan anggota prajurit, anggota keluarga TNI AU dan beberapa warga sipil.

  1. Pesawat ATR 42-300 Trigana Air jatuh menabrak gunung di dekat Oksibil, Papua

Tak berselang lama pasca kecelakaan Hercules di Medan, kabar duka kembali menyelimuti ruang udara tanah air. Sebuah pesawat baling-baling perintis rute Jayapura-Oksibil Papua hilang kontak beberapa saat menjelang pendaratan di bandara Oksibil. Pesawat pabrikan ATR bertipe 42-300 itu diperkirakan hilang kontak visual terhadap gunung di sekitarnya ketika melakukan fase approaching bandara Oksibil. Bandara Oksibil yang terletak di wilayah Pegunungan Bintang berada di wilayah pegunungan tinggi dan curam. Menurut sejumlah analisis, pesawat Trigana Air ini masuk ke dalam awan dan akhirnya menabrak gunung karena tak melihat kondisi visual di sekitarnya. Sedikitnya 44 orang dewasa, 3 anak, dan 2 balita, serta 5 orang kru tewas dalam kecelakaan ini. Bahkan diketahui pula bahwa pesawat ini mengangkut uang bernilai 6 Miliar Rupiah milik Kementerian Sosial sebagai dana desa yang akan dibagikan langsung bagi masyarakat Distrik Oksibil.

  1. Hilangnya pesawat perintis Aviastar DHC-6-300 Twin Otter rute Masamba-Makassar

Di awal bulan Oktober ini kembali lagi kabar buruk datang dari penerbangan di Indonesia. Sebuah pesawat perintis milik maskapai Aviastar pabrikan de Havilland DHC-6-300 Twin Otter dilaporkan hilang kontak beberapa menit setelah take off dari bandara Masamba. Pesawat seharusnya sudah tiba di bandara Makassar sekitar 1 jam setelah take off. Namun hingga artikel ini diturunkan belum ada kabar lebih lanjut dari kondisi pesawat. Basarnas dan seluruh pihak terkait sudah melakukan operasi darurat besar-besaran untuk mencari keberadaan pesawat ini. Diperkirakan pesawat Aviastar jatuh di sekitar pegunungan tinggi Palopo, Tana Toraja. (cal)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun