Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Fakta tentang Tragedi Haji 2015 di Mina

28 September 2015   10:46 Diperbarui: 28 September 2015   10:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hajatan besar ibadah haji 2015 kembali mengulang duka. Masih di lokasi serupa dengan tragedi haji yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. Rumitnya pengaturan puluhan ribu jamaah haji di Mina sekali lagi telah membawa dampak fatal. Insiden di Mina pada momen haji 2015 ini telah menyebabkan lebih dari 805 jamaah haji luka-luka dan sedikitnya 717 jamaah haji tewas. Kebanyakan dari jamaah haji tewas karena terinjak dan kehabisan nafas setelah kekacauan pergerakan jamaah haji terjadi di atas jembatan meuju lokasi lempar jumrah, tepatnya di jalur 204 street menuju lokasi pelemparan jumrah.

Berikut adalah 3 fakta yang bisa dikumpulkan hingga sejauh ini terkait tragedi haji 2015 di Mina:

  1. Mayoritas korban tewas jamaah haji berasal dari Mesir dan negara-negara Afrika

Kejadian kekacauan pergerakan jamaah haji yang menewaskan hingga 700 jiwa lebih di Mina sontak membuat kaget keluarga para jamaah haji asal Indonesia. Pasalnya, jumlah kuota jamaah haji terbesar di dunia memang berasal dari Indonesia. Namun kekhawatiran itu akhirnya berakhir pasca otoritas resmi dari Saudi Arabia mengatakan sebagian besar korban jiwa dan luka-luka merupakan jamaah haji asal Mesir dan negara-negara Afrika.

Sebelumnya pihak Kementerian Agama yang mengatur pergerakan ratusan ribu jamaah haji asal Indonesia memang melarang dengan tegas jamaah asal Indonesia untuk bergerak melewati Mina di hari Raya Idul Adha sekitar pagi hari waktu Arab Saudi. Mengingat kuota pergerakan manusia di pagi hari akan sangat padat oleh jamaah haji asal Afrika, dengan postur yang jauh lebih besar dibandingkan orang Indonesia.

  1. Kronologi yang berkembang adalah karena ada sekelompok jamaah haji yang berhenti tiba-tiba, akhirnya terjadi penumpukan dan tubrukan, hingga saling berdesak-desakan.

Walaupun proses penyelidikan insiden Mina tahun 2015 ini masih terus dilakukan, namun sejumlah spekulasi menyatakan bahwa terinjak-injaknya ribuan jamaah haji di Mina adalah karena terjadi penumpukan massa dalam jumlah besar di street 204. Puluhan ribu jamaah haji bergerak perlahan menuju lokasi pelemparan jumrah. Namun seketika ada sekelompok jamaah haji yang berhenti secara tiba-tiba di bagian depan rombongan. Akhirnya terjadi saling mendorong dan tubrukan. Dalam kondisi berdesak-desakan itu, ratusan jamaah haji terjatuh dan akhirnya terinjak-injak oleh ribuan manusia dalam satu waktu. Kejadian terjadi sekitar pukul 07.00 pagi waktu Arab Saudi.

  1. Tregadi Mina terulang kembali, Bukti Manajemen Pergerakan Jamaah Haji belum Sempurna

Ketika mendengar kabar terulangnya kembali kejadian Mina di momen ibadah haji 2015, ingatan publik dunia langsung tertuju pada kejadian serupa di beberapa tahun lalu. Pada 2006 silam, berjubelnya jamaah haji di Mina memicu kepanikan hingga terinjak-injak, kala itu jamaah haji yang tewas sedikitnya 360 orang. Pasca kejadian itu, Pemerintah Saudi kemudian melakukan pembangunan besar-besaran di wilayah Mina. Sebuah mega konstruksi jembatan 5 lantai dibangun dalam proyek senilai US$1,2 miliar untuk memecah jumlah jemaah menjadi beberapa jalur menuju lokasi pelemparan jumrah. Namun nyatanya, kejadian membludaknya jamaah haji di jembatan Mina tetap terulang dan kali ini membawa korban tewas lebih dari dua kali lipat ketimbang kejadian Mina tahun 2006 silam. Hal ini membuktikan bahwa konstruksi yang besar saja tak cukup, Pemerintah Saudi perlu melakukan manajemen pergerakan massa untuk mengendalikan massa jamaah haji dalam jumlah jutaan jiwa.

(CAL) img : cnn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun