Krisis Suriah kembali mengemuka menjadi trending topic dunia. Gelombang besar pengungsi yang memaksa masuk ke perbatasan negara-negara Eropa terutama Jerman dan Hungaria seketika menyentak publik dunia bahwa nyatanya Suriah, negara yang terkoyak karena perang, masih belum usai mengatasi masalah di dalam negerinya sendiri.
Pada awalnya, konflik Suriah bermula di Maret tahun 2011 silam, kala itu protes damai dari warga Suriah menuntut mundur rezim Presiden Bashar al-Assad. Namun perlahan, konflik itupun dibonceng kepentingan lain dari para milis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Konflik kemudian berkembang menjadi perang saudara antara milisi perlawanan dan militer pemerintah. Mengoyak dan membuat porak-poranda hampir seluruh penjuru Suriah. Memaksa jutaan warga Suriah mengungsi dari negaranya dan mengharap keamanan di garis perbatasan negeri Eropa.
Presiden Suriah, Bashar al-Assad pun kini nampak tak punya rasa kemanusiaan sama sekali melihat jutaan penderitaan warganya. Bahkan Assad mengaku bahwa krisis Suriah setidaknya terjadi karena ada 3 alasan ini:
1. Assad berkata bahwa krisis Suriah adalah propaganda pemerintahan dunia barat
Dalam sebuah konferensi pers yang dilansir dari media Rusia, dikutip dari laman Voa Indonesia, Assad membantah bahwa krisis yang sudah berlarut terjadi di negaranya adalah karena tindakan pemerintah. Menurut Assad, krisis yang kini terjadi adalah karena propaganda pemerintah negeri barat. Eropa dan Amerika terus memberikan simpati pada pengungsi sementara menempatkan jutaan pengungsi itu dalam kondisi bahaya.
Dukungan yang dimaksud Assad adalah Amerika dan Eropa dalam saktu bersamaan masih terus menyediakan peralatan militer dan latihan bagi mereka para milisi perlawanan, yang dipimpin oleh kelompok pemberontak moderat ISIS.
2. Militer Rusia mengaku sudah ikut campur secara militer dengan mengirimkan pasukannya ke Suriah
Diantara deru desingan peluru milisi pemerintah dan pemberontak, ternyata Rusia mengakui bahwa telah mengirimkan bantuan militernya bagi pemerintahan Assad di Damaskus. Dikutip dari Voa Indonesia, Rusia pun telah mengirimkan ratusan para pakar militernya ke Suriah untuk memastikan peralatan tempur yang dikirimkan pada militer Suriah telah digunakan sebagaimana mestinya sesuai dnegan hukum internasional. Tak hanya Rusia, dibalik kekuatan militer Suriah pun ada pasukan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika. Militer Suriah dan pasukan koalisinya tetap dalam satu tujuan untuk menumpas habis dan menghalau gerakan frontal dan moderat militan ISIS.
3. Perancis pun ikut campur dalam perang Suriah