Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Kebijakan Terbaru Eropa untuk Pengungsi Suriah dan Irak

15 September 2015   11:10 Diperbarui: 15 September 2015   11:10 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya, kebijakan luar biasa pemerintah Jerman dalam menerima dan menyambut ratusan ribu pengungsi korban perang dari Suriah dan negara-negara Timur Tengah mendapat apresiasi setinggi langit. Dalam waktu satu pekan saja, Jerman bahkan sudah menampung hampir 18.000 jiwa imigran yang melintas batas dari Hungaria dan Yunani, kebanyakan dari mereka adalah Pengungsi Konflik Suriah.

Namun ternyata kebijakan yang sangat menjunjung tinggi rasa kemanusiaan lintas ras dan agama itu menjadi bumerang sendiri bagi negara-negara Eropa, khususnya Jerman. Dilansir dari laman CNN, arus pengungsi Suriah dan Irak yang masuk ke Eropa nyatanya semakin membludak dan menjadi sangat tidak terkontrol.

Demi mengatasi hal tersebut, akhirnya pemerintahan negara-negara Eropa pun membuat aturan kebijakan baru dalam menyikapi arus pengungsi ini.

Berikut adalah 3 kebijakan terbaru Eropa yang diberlakukan bagi Pengungsi Suriah dan Irak serta pengungsi korban konflik lainnya di tanah Eropa.

  1. Pemerintah Jerman terpaksa memperketat jalur perbatasan terhitung sejak Minggu (13/9)

Di pekan kedua September ini nampaknya Pemerintah Jerman mulai resah dengan semakin membludaknya arus pengungsi Suriah dan korban konflik lainnya yang masuk ke Jerman. Dikutip dari laman CNN, Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maizere menerapkan pengetatan perbatasan untuk sementara waktu di perbatasa Jerman sebelah selatan. Perbatasan itu bersebelahan langsung dengan Negara Austria.

Selama beberapa bulan terakhir, jalur perbatasan inilah yang menjadi pintu masuk bagi ribuan pengungsi Suriah setelah Kanselir Jerman Angela Merkel menerapkan kebijakan lampu hijau seutuhnya terhadap aliran pengungsi dari Suriah dan Irak.

Untuk diketahui, Kota Munich menjadi lokasi utama tujuan para pengungsi imigran Suriah dan Irak yang lari dari perang. Di Munich sedikitnya ada 63 ribu jiwa pengungsi Suriah dan Irak. Setiap harinya setidaknya ada 10 ribu orang imigran korban konflik yang tiba ke Jerman.

  1. Jerman menghentikan perjalanan kereta (moratorium) dari dan menuju Austria selama 13 jam

Kereta adalah jalur utama para pengungsi Suriah dan Irak untuk mencapai negeri Jerman. Di akhir pekan kedua September kemarin, Jerman menghentikan sementara perjalanan kereta dari dan ke Austria. Dilansir dari CNN, Kebijakan ini diambil untuk mengembalikan prosedur awal bagaimana imigran atau pengungsi atau penduduk negeri manapun saat memasuki Jerman. Kebijakan terbaru ini di dukung oleh Uni Eropa setelah membludaknya arus pengungsi Suriah. Menurut catatan Kepolisian Jerman, di hari Sabtu dan Minggu pekan kedua September saja ada sebanyak 16 ribu pengungsi Suriah yang berbondong-bondong datang ke Munich!

  1. Walaupun Pemerintah Jerman kewalahan, namun survei mayoritas warga Jerman tak merasa keberatan terhadap arus pengungsi Suriah dan Irak

Hasil survei paling baru ini menujukkan kenyataan yang luar biasa tergugahnya rasa kemanusiaan masyarakat Jerman dalam memandang derita pengungsi Suriah. Sebuah survei yang dilakukan lembaga penyiaran publik, dikutip dari CNN Indonesia menunjukkan sekitar 61 persen warga Jerman mereka tidak khawatir terkait meningkatnya jumlah pengungsi, sedang 38 persen mengatakan mereka takut akan ancaman pengungsi dari Suriah dan Irak. Simpulan lain menunjukkan ada 4 dari 5 warga Jerman mengatakan kehidupan sehari-hari mereka tidak berubah sama sekali karena arus pengungsi imigran Suriah, hanya dua persen mengatakan hidup mereka jelas dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah pengungsi. (CAL)

img via  indianexpress

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun