Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengungsi Rohingya di Aceh Huni Shelter Baru

7 Agustus 2015   16:56 Diperbarui: 7 Agustus 2015   16:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Muhammad Shaker dan Syamsur Alam / Erwin-dokACTNews

ACTNews, ACEH UTARA -  Sejak menerima pengarahan sebelum bergerak pindah ke kompleks Integrated Community Shelter/ICS, Muhammad Shaker (28) dan Syamsur Alam (27) tampak gelisah. Mereka berdua seperti tak benar-benar memperhatikan pengarahan Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A), Dra. Khuzaimah yang menyampaikan seputar pentingnya menjaga kebersihan, kemanan dan ketertiban di tempat baru yang akan pengungsi Rohingya tempati.

Bukan hanya Shaker dan Syamsur yang menampakkan bahasa tubuh seperti itu, kebanyakan pengungsi lain pun serupa. Sambil berjongkok di halaman Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Aceh Utara, Kamis (6/8) pagi, mata mereka tak pernah lepas memandangi kompleks ICS yang letaknya tak jauh dari gedung BLK. Begitu usai pengarahan, mereka bergegas mengangkat barang-barang yang sudah mereka siapkan sejak kemarin dan seperti berlomba lebih dulu mencapai kompleks ICS.

Hari Kamis, tepat pukul 11.00 sebanyak 322 pengungsi etnis Rohingya yang lebih dari sebulan ini menempati gedung BLK milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara di Desa Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, mulai menempati ICS yang sudah rampung pembangunannya sejak sebelum lebaran dan lokasinya persis bersisian dengan BLK.

Ternyata tak butuh waktu berhari-hari untuk memindahkan mereka. Hanya dalam waktu 60 menit saja, mereka sudah menempati unit shelter-nya masing-masing, setelah sebelumnya berjalan kaki menenteng dan memanggul apa saja untuk dipindahkan ke unit shelter milik mereka. Yang berkeluarga, ayah, ibu sampai anak-anaknya ikut menenteng barang bawaan dengan penuh semangat dan suka cita.  

Tak terkecuali Muhammad Shaker dan Syamsur Alam. Syamsur memanggul tas hitam besar di punggungnya, sementara Shaker menenteng tas hitam di kanan, dan tas merah di lengan kirinya. Mereka berputar sedikit mengelilingi kompleks ICS untuk mencari nomor pintu unit shelter mereka. “This is good..! Happy,” gumam Shaker demi melihat kondisi unit yang bakal mereka tempati.

 Shelter senilai 6 miliar rupiah yang ditempati pengungsi Rohingya ini dibangun Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) atas partisipasi berbagai pihak baik perorangan maupun lembaga di dalam maupun luar negeri. Memiliki 120 unit shelter yang terbagi dalam 15 blok, kompleks shelter ini juga dilengkapi 42 pintu MCK, dapur umum, unit belajar anak, klinik kesehatan, masjid merangkap aula, taman bermain dan air bersih.

Pembangunan shelter menghabiskan waktu satu bulan. Diawali dengan pembersihan lahan pada 8 Juni 2015 dan rampung seluruhnya pada 7 Juli 2015. Jumlah pekerja konstruksi yang dilibatkan mencapai 150 orang, yang didatangkan dari berbagai daerah seperti Tasikmalaya dan Yogyakarta. Berdiri di atas lahan seluas 5 hektar milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, shelter di Desa Blang Adoe ini menjadi kawasan hunian pengungsi terlengkap yang pernah ada di Indonesia, bahkan mungkin dunia. Sejumlah lembaga dunia yang datang berkunjung ke lokasi ini memberi apresiasi yang luar biasa, karena didesain dengan beragam fasilitas hunian di atas standar kamp pengungsi rata-rata.

“Kami sangat bahagia melihat wajah pengungsi, khususnya anak-anak yang tampak gembira saat memasuki pagar shelter kita. Mereka seperti memiliki semangat baru. Semua terlihat ceria,” kata Ketua KNSR Aceh Utara, Dicky Saputra didampingi Media Relation KNSR Aceh Utara, Zainal Bakri.

Anak-anak itu, usai meletakkan barang-barang bawaannya, langsung menyerbu sejumlah fasilitas bermain yang ada di halaman gedung belajar. Tak peduli cuaca terik, mereka terus bermain dan sangat menikmatinya. Sementara kaum ibu, merapikan barang-barang milik mereka di dalam shelter masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun