Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Kamu Harus Bisa Jadi Dokter Yah"

8 Juni 2015   14:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:17 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ACTNews, LANGSA - Posko pengungsi Rohingya terus 'hidup' dengan kepedulian yang menggemakan dunia. Hampir setiap hari, Posko di pelabuhan ini tak pernah sepi dari par apemilik  hati lembut yang ingin berbagi. Apapun latarbelakangnya atau seberapa jauh jarak yang terpaut, tak mempan menghalangi. Menjelang matahari terbenam di Sabtu (6/6) kemarin, tiba rombongan dokter ke Posko Kuala Langsa.
 
Penatnya perjalanan berjam-jam dari Kota Medan, sebelum akhirnya tiba di Kota Langsa tak tampak di rona mereka. Antusiasme dan kerinduan itu tak terbendung lagi berjumpa saudara Rohingya yang selama ini hanya tampil dan dapat mereka lihat di media saja.
 
Dr. Enrina Diah, Sp.BP-RE memimpin rombongan dokter dari Jakarta bersilaturahim dengan pengungsi di Kamp Kuala Langsa. Enrina bersama para koleganya mendonasikan 8 unit mesin cuci untuk membantu membersihkan pakaian para pengungsi di kamp ini.
 
Rombongan dokter ini juga menilik kondisi terakhir pengungsi di dalam kamp dengan dipandu relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Sambil tersenyum kaum ibu dan anak rohingya menyambut hangat dengan salam ukhuwah.  “Assalamualaikum saya Rofika', sapa Rofika (7) anak pengungsi Rohingya tiba-tiba datang mendekat ke rombongan. Rofika adalah satu dari sekian anak Rohingya yang sudah bisa sedikit berbahasa Indonesia.
 
Menerima sambutan Rofika, rombongan pun berjalan keliling area kamp bersama Rofika. “Kamu nanti harus bisa jadi dokter yah..supaya bisa mengobati saudara-saudara Rohingya. Makanya harus rajin belajar dan pintar.. ya”, pesan Enrina Diah sambil memeluk erat Rofika. Rofika terdiam tak berkata-kata.
 
Selama hampir 1 jam rombongan betah berinteraksi dengan ibu dan anak-anak Rohingya. Berat rasanya saat harus berpisah. walau hanya beberapa saat saja sudah bisa akrab bersama. “Aduh saya terharu terus, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Semoga mereka bisa tumbuh berkembang dengan baik,”' ucap Enrina Diah dengan kedua bola tampak basah oleh air mata. Ia kembali memeluk Rofika sesaat sebelum berpisah. (adi)

 

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun