Â
 Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki komitmen dan memahami buah pemikiran serta cara pandang hidup yang disarikan para pendiri bangsa.
   Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kakikat bangsa serta kekuatan bangsa yang terus digelorakan. Pancasila menjadi simbol serta  memberikan makna tersirat , serta sebagai  tanda yang sangat relevan untuk kita hayati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
   Burung garuda pada lambang  pancasila dengan turunan sila- sila yang disajikan untuk di hayati dan di implementasikan dalam kehidupan bangsa dan bernegara merupakan sebuah amanah bagi seluruh masyarakat Indonesia agar tetap memegang prinsip kesatuan, gotong royong, toleransi,  serta menjadikan pancasila ideologi seumur hidup sehingga  merawat dan menggelorakannya bentuk kecintaannya terhadap bangsa dan negara. Â
   Pancasila menurut sejarah di gali  oleh Ir. Soekarno  pada masa keasingannya di tanah NTT/ Flores Ende. Dalam kesehariannya dibawah pohon sukun  Ir. Soekarno memikirkan kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia kedepan. Di bawah pohon sukun Ir. Soekarno mulai mengutarakan pikiran- pikirannya sehingga Ia dapat menemukan  fundasi dasar  tentang kehidupan berbangsa dan bernegara untuk seluruh rakyat Indonesia  yakni Pancasila.
   Buah pikiran Ir. Soekarno disepakati oleh kedua  rekannya yakni Moh. Yamin dan Soepomo , dan  akhirnya  pancasila di rumuskan dalam UUD 1945 Republik Indonesia lewat pertemuan atau sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29  Mei, hingga I juni  1945.
  Secara garis besar Ketiga toko bangsa ini memiliki visi dan misi untuk pembangunan serta  kemajuan bangsa Indonesia kedepan dan sampai sekarang ini di waris dan teruskan kepada orang- orang yang di percayakan untuk menggelorakan semangat pancasila. ( Sedikit sejarah singkat rumusan pancasila).
  Pancasila sebagai ideologi negara, dengan sila- sila turunannya mengingatkan kita pentingnya hidup berkebinekaan  dalam berbangsa dan bernegara.
  Dengan diletakan pancasila sebagai idelogi negara ada nilai dan stigma yang terkandung dalam setiap kajian tentang pancasila. Burung garuda bukan hanya sekedar lambang semata, tetapi memiliki makna dan cita- cita yang perlu diglorakan bersama.
  Perlu kita  ketahui bersama , era sekarang ini  manusia modern pelan- pelan berpaling dari ideologi pancasila dengan hadir dan masuknya ideoligi barat ke tenga- tenga kita.
 Hari ini pemudaran Ideologi Pancasila mulai nampak, Ideologi dari luar lebih menarik serta dengan cepat generasi kita menghayati dan bahkan mulia pelan- pelan mempraktek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Seolah -- olah generasi muda sudah terhipnotis pola pikir nya sehingga ada rasa kekewatirkan serta ketakutan dari orang- orang terhadahulu sebagai pendiri bahkan yang selalu merawat serta menjaga pancasila. Â
  Generasi muda sebagai Agent Of Change harus menjadi pelopor untuk  tetap menghidupkan Nilai- nilai pancasila, karena harapan dan kendali bangsa ini ada pada pundak generasi muda sebagai penerus estafet bangsa kedepan.
  Ideologi pancasila harus di junjung tinggi kemartabatannya , dirawat agar marwa pancasila tetap bersinar dan berkilau dari sabang sampai mauroke. Mengacu pada kenyataan-kenyataan upaya pemudaran nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yaitu Pancasila, Balai Pancasila Institute membedah apa yang menjadi rumusan tersebut supaya memberikan sumbangan pemikiran, pijakan dan arah yang jelas bagi bangsa ini untuk menjadi bangsa besar sesuai dengan cita-cita dan tujuan didirikannya bangsa ini oleh semua komponen pendiri bangsa yang mewakili seluruh anak bangsa, tentunya sesuai dan berdasarkan Pancasila
  Pada tanggal selasa 11 Oktober 2022 saya bersama rekan guru utusan Sekolah SMP Santa Angela mengikuti Seminar kebangsaan yang bertema " Peran Pendidik Dalam Penerapan Nilai- nilai Pancasila Pada Generasi Muda Melalui Kearifan Lokal".
Kegiataan ini di laksanakan di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Belu.
  Panitia penyelengara kegiatan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila( BPIP) pusat. Pemateri kegiatan oleh Ibu Mila Kanwil Kemenkumham Provinsi NTT, direktur BPIP dan Pak Karmel sebagai Plt. Kasbangpol kabupaten belu.
Ketiga pemateri ini dengan enerjik berselang- seling bergantian menyampaikan materi membuat kami para peserta dengan semangat dan antusias tinggi menyimak, mengikuti dengan baik setiap materi yang diberikan.
  Secara garis besar materi yang di berikan, berkaitan dengan bagaimana kita terus berkobar menanamkan nilai- nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  Pancasila harus diglorakan dan dirawat, jangan sampe kita kehilangan arah dan kendali tentang tujuan dan arah hidup dalam  kehidupan kita pungkas Ibu Mila.
Generasi muda harus betu- betul menghayati nilai pancasila sehingga kita anak- anak bangsa menjadi manusia yang hidup dalam keseragaman dan kebersamaan.
Sikap Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya sekedar sebutan saja, tetapi harus di wujudnyatakan dalam kehidupan nyata kita.
Maka dari situ kearifan lokal juga menjadi bagian terpenting dalam pengamalan pancasila.
Selain makanan lokal , budaya juga kita perlu lestarikan , maka dengan demikian dalam kehidupan kita walaupun akulturasi kebudayaan serta masuknya  ideologi dari manapun, kita selalu siap menghadapinya dan tidak mudah terpengaruh dengan kebudayaan tersebut.
  Kita sebagai anak bangsa harus kuat dalam naungan pancasila, sebelum hal- hal besar terjadi dan tidak seperti diinginkan , maka kita lebih awal mengamal pancasila.
  Sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia, menghargai perbedaan ras, agama dan kebudayaan harus dijunjung tinggi dan saling menghargai satu sama lain. Perbedaan tidak membuat kita tidak bersatu, tetapi dengan perbedan akan membuat kita bersatu lebih kuat.
Dalam opini ini saya mengajak generasi mudah agar tetap menggelorakan nilia- nilai pancasila, serta selalu merawatnya sepanjang hayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H