Karawang, sebuah daerah di Provinsi Jawa Barat yang merupakan bagian dari wilayah budaya Sunda, dikenal sebagai kota pangkal perjuangan dan kota padi. Identitasnya lekat dengan sebutan "lumbung padi" karena luasnya lahan pertanian yang subur. Namun, dengan perkembangan pesat di berbagai sektor, khususnya di Kabupaten Karawang, kota ini kini telah bertransformasi menjadi kawasan industri terbesar di Jawa Barat.
Budaya Indonesia sangat kaya dan beragam, dengan setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu contohnya adalah "Goyang Karawang," yang menjadi identitas budaya Kabupaten Karawang dan masih lestari hingga saat ini. Goyang Karawang berawal dari Karawang yang dikenal sebagai lumbung padi. Pada masa lalu, pengolahan padi dilakukan secara tradisional dengan mengandalkan tenaga manusia. Proses pengolahan padi tersebut dikerjakan oleh perempuan, di mana gerakan menumbuk padi menyerupai tarian, dengan goyangan yang terlihat saat beras dipisahkan dari gabah yang belum tertumbuk.
Bermula dari tradisi menumbuk padi, tarian Goyang Karawang lahir dan berkembang menjadi bagian dari kebudayaan seni Kabupaten Karawang. Di era globalisasi saat ini, eksistensinya tidak luntur, melainkan semakin menonjol melalui pemanfaatan media sosial. Beberapa cuplikan video Goyang Karawang kini tersebar di berbagai platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram. Musik dan gerakannya yang sederhana membuat tarian ini mudah diikuti, sehingga sering ditampilkan dalam berbagai acara, seperti upacara pemerintah, pernikahan, perpisahan, acara sosial, seminar, hingga digunakan sebagai variasi gerakan dalam olahraga atau senam berkat kreativitas masyarakat Karawang.
Dengan rutin menampilkan tarian Goyang Karawang sebagai bagian dari acara pembukaan pada berbagai kegiatan, serta mempromosikannya melalui media sosial yang populer saat ini, langkah ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan identitas budaya Kabupaten Karawang melalui tarian Goyang Karawang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H