"Disclaimer: Postingan ini adalah sudut pandang dan pendapat penulis berdasarkan pengalaman penulis pribadi. Bila ada kekeliruan serta perbedaan pendapat, penulis menerima masukan dan koreksi membangun."
Apa yang pertama muncul dalam benak kalian ketika mendengar kata "matematika"? Kebanyakan orang akan langsung mengikat kalau matematika adalah pelajaran yang sulit, bikin pusing, dan bahkan bisa dibilang mimpi buruk bagi siswa. Survey yang dilakukan oleh Kaspersky (2021) menyatakan saat pembelajaran jarak jauh matematika menempati posisi pertama pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Kondisi ini selaras dengan keadaan siswa yang selalu enggan menyelesaikan soal-soal pelajaran matematika.Â
Sebenarnya, matematika mempunyai hakikat sebagai "ratu dan pelayan bagi ilmu pengetahuan". Matematika sebagai ratu ilmu memiliki arti bahwa secara keilmuan, matematika tidak bergantung pada ilmu lain. Sebaliknya  ilmu matematika dapat membantu dan mendukung ilmu pengetahuan lain untuk dikembangkan dalam aplikasinya. Sebagai contoh: penggunaan diferensial dan integral dapat dipakai dalam ikmu ekonomi, penggunaan geometri dalam ilmu arsitektur, penggunaan pola barisan dalam seni, dan masih banyak lagi.
Sadarkah kalian, ada sisi lain kegunaan ilmu matematika dalam kehidupan? Selain pengentahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor), matematika dapat melatih sikap (afektif) kita. Belajar matematika tidak haya sekedar menghapal rumus dan pola semata. Banyak pembelajaran bagi mental dan sikap  kita dalam belajar matematika.Â
Pertama, belajar matematika dapat melatih kita berpikir logis. Dalam pembelajaran matematika terdapat banyak aksioma juga teorema. Aksioma dan teorema tersebut adalah dasar dalam menyelesaikan soal matematika. Hal tersebut dapat melatih logika kita. Memilih aksioma atau teorema mana yang dapat digunakan dalam penyelesaian soal matematika tersebut memerlukan logika.
Kedua, dengan belajar matematika kita dapat melatih pemecahan masalah. Polya (Winarti, 2017) memperkenalkan prosedur pemecahan masalah yang terbagi pada beberapa tahap, antara lain: Pertama kita harus memahami masalah yang diberikan. Kemudian kita merancang strategi untuk penyelesaian. setelah mengatur strategi, kita dapat melaksanakan tahapan penyelesaian masalasah. pada akhir tahapan kita harus memastikan ulang solusi yang didapatkan.Â
Ketiga, pelajaran matematika dapat melatih kita untuk lebih teliti. Ketelitian diperlukan dalam meyelesaikan soal matematika. Soal matematika terdiri dari tahapan demi tahapan. Apabila kita melakukan kesalahan kecil saat menghitung di salah satu tahapan, maka sudah dipastikan kita tidak akan mendapat hasil yang benar. Oleh sebab itu ketelitian kita akan terus terlatih saat kita menyelesaikan soal matematika.
Keempat, matematika akan melatih kita untuk bersabar dan tekun. Sering kali kita kesulitan dalam menyelesaikan soal pelajaran matematika. Tak jarang juga walaupun kita sudah paham materi kita bisa salah dalam meyelesaikan soal matematika. untuk itu kesabaran dan ketekunan akan diuji selama menyelesaikan soal matematika. Bila kita belum paham matematika, maka kita perlu tetap tekun dalam mempelajari kembali materi matematika. Selain itu, kesabaran kita tetap diuji di saat kita menyelesaikan soal matematika. Jika kita tidak sabar, maka kita bisa saja kita berhenti saat mempelajari materi dan menyelesaikan soal matematika.Â
Kelima, saat belajar matematika, kita dapat terlatih untuk dapat berpikir kreatif. Saat memecahan masalah matematika, kiata bisa dapat diselesaikan tidak hanya dengan satu cara. Kita dapat menyelesaikan soal matematika dengan menyusun strategi yang dianggap tepat. Dari sinilah, kreatifitas kita dapat terlatih untuk mencari cara paling efektif untuk menyelesaikannya.
Dari beberapa penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa banyak manfaat dari belajar matematika. Tidak hanya secara keilmuan, matematikapun dapat melatih diri kita dalam menghadapi kehidupan. Saat kita mempelajari mungkin kita akan merasakan kesulitan dan bahkan kewalahan. Namun manfaat tidak hanya manfaat secara langsung, mempelajari matematika dalam jangka panjang kelak. Sikap yang terbentuk saat pembelajaran matematika akan tertatam dalam diri. Â
Jadi masih berpikir matematika mimpi buruk? Menanam bibit buah manis tidak akan dengan mudah menuai buah manis. Proses menanam memang akan  terasa berat, namun saat di akhir kita akan tetap menuai buah yang manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H