Mohon tunggu...
yayang mustika
yayang mustika Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Aku adalah seorang ibu dan seorang karyawan, yang ingin melatih tanganya untuk menulis di blog, aku senang blogwalking

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

a i u e o

10 November 2022   11:00 Diperbarui: 10 November 2022   13:37 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dihari pertama terapi, orang tua boleh masuk, dan melihat interaksi si anak dengan terapisnya, si ibu hanya melihat saja, dan
ada jarak dari anak ke ibu, tujuanya untuk melihat apakah focus si anak ke ibu atau bisa focus ke terapis dan apakah anak
bisa di tinggal atau tidak. Kurang lebih 30 menit anak saya bersama terapisnya, dan si ibu diberikan tugas untuk di rumah,
mengajarkan huruf vokal hanya saja harus di nyanyikan agar anak tertarik. Kedengarannya sih mudah, tetapi setelah
pengerjaanya saya merasa kesulitan karena anak masih tidak mau meniru, disarankan juga pada saat mengucapkan huruf vocal
anak harus depan cermin besar.

Hasil dari menyimak pengalaman ibu yang sudah berhasil melatih anaknya berbicara, bahwa kita harus terus nyerocos, gak apa apa anak gak ngikutin sebenarnya anak sedang merekam katanya begitu, saya ikutin cara seperti itu, dan fix itu membuat si ibu cape,karena harus nyerocos tak henti, kalau udah cape kehabisan amunisi lagi nih untuk buat ide-ide kreatif, dari mulai bercerita,
main peran, bernyanyi,  ibu tak henti henti mulutnya berbicara. ini berlangsung selama berbulan-bulan.

Setelah si ibu baca baca referensi buku terapi wicara tapi baru baca review nya saja, bahwa mengajarkan anak tidak perlu
nyerocos, cukup ucapkan 1x, kasih waktu anak buat nangkep 10 detik, terus begitu, nah ini kayaknya tidak cape nih karena ada
waktu jeda, cukup berhasil karena ketika saya kasih anak kurang lebih 10 detik, anak langsung meniru. dan sekarang proses menirunya cukup baik. hanya saja masih screen time.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun