Mohon tunggu...
Yayan Budiarto
Yayan Budiarto Mohon Tunggu... -

study hard to the succes

Selanjutnya

Tutup

Money

Impor Gula Meningkat, Merusak Harga Petani

29 Maret 2015   12:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kementrian perdagangan telah menerbitkan izin impor gula mentah atau yang disebut raw sugar, sebagai bahan baku pembuatan gula rafinasi (gula putih bahan baku industri makanan dan minuman), sebanyak 945.643 ton pada kuartal kedua tahun 2015. Izin impor yang telah diterbitkan tersebut perlu suatu pengawasan. Kementrian perdagangan harus lebih memperketat pengawasan pendistribusian gula rafinasi guna mencegah penyerapan di pasar untuk keperluan konsumsi. Gula rafinasi ini ditujukan untuk keperluan produksi dan bukan untuk keperluan konsumsi sehingga, pendistribusiannya perlu diawasi supaya tidak terjadi penyerapan di pasar. Jika dilihat dari banyaknya gula mentah yang di impor mengalami peningkatan dari pada kuartal sebelumnya yang hanya 672.000 ton dan pada kuartal kedua tahun 2015 atau periode April sampai Juni impor gula mentah meningkat lebih banyak.

Dampak peningkatan impor

Indonesia sebagai negara yang menghasilkan tanaman tebu, juga dapat menghasilkan bahan baku pembuatan gula rafinasi. Tebu sangat mudah ditanam di indonesia sehingga pemerintah harus memperhatikan musim panen sebelum menentukan jangka waktu impor, selain itu juga harus memerhatikan banyaknya impor yang akan dilakukan. Peningkatan impor akan menghasilkan dampak buruk kepada petani gula di dalam negeri apabila tidak memperhatikan hal-hal tersebut. Pada bulan Mei merupakan musim giling tebu petani, dimana produksi bahan baku pembuatan gula rafinasi di dalam negeri akan semakin meningkat. Tetapi Kementerian Perdagangan menerbitkan izin impornya bertepatan dengan musim giling tebu petani. Sehingga dengan jumlah impor yang semakin banyak dibarengi dengan musim panen di dalam negeri akan menyebabkan pasokan gula semakin banyak yang akan menyebabkan rusaknya harga gula yang diproduksi petani dalam negeri.

Tujuan pemerintah meningkatkan jumlah impor bahan baku gula adalah untuk mengantisipasi meningkatkan permintaan bahan baku gula pada industri makanan dan minuman. Di satu sisi peningkatan impor ini membawa dampak baik karena untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman di dalam negeri menjelang bulan puasa dan lebaran. Sehingga industri dalam negeri tidak kekurangan cadangan bahan baku gula, apabila terjadi peningkatan permintaan. Tetapi seperti yang dijabarkan sebelumnya, peningkatan impor bahan baku gula juga berdampak buruk yaitu bagi petani gula di dalam negeri. Apabila harga gula petani turun, akan berakibat pada penurunan pendapatan para petani. Sehingga dalam menentukan perizinan, harus lebih dipertimbangkan kembali supaya tidak terlalu besar dampak yang negatif dari pada dampak yang positif.

Solusi

Peningkatan impor gula yang bersamaan dengan musim giling tebu di dalam negeri seharusnya pemerintah juga menyediakan alternatif atau cara untuk mengantisipasi penurunan harga. Hal tersebut bertujuan supaya harga gula dalam negeri tetap stabil dan para petani tidak mengalami banyak kerugian. Kebijakan mengenai penetapan harga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari penurunan harga pada tingkat yang tidak diinginkan oleh petani, dengan demikian petani mempunyai kepastian akan harga yang diberlakukan pemerintah atau harga pembelian pemerintah (HPP). Kebijakan untuk pembatasan penggunaan bahan baku gula impor untuk industri makanan dan minuman, dimana kebijakan ini menekankan bahwa penggunaan bahan baku dari dalam negeri harus lebih besar dari pada bahan baku impor. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan harga tebu petani. Jika kebijakan ini dapat diterapkan maka, kebutuhan akan bahan baku gula dapat tercukupi dan petani tebu dalam negeri tidak dirugikan akibat adanya peningkatan impor.

Jember, 25 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun