[caption caption="Semoga ada di antara mereka yang bisa berjodoh dengan Jakmania (Sumber: facebook)"][/caption]Saya lagi benar-benar kepo, ingin tahu asbabun nuzul-nya perseteruan antara Jakmania vs Viking. Setelah browsing sekian jam, akhirnya saya temukan berbagai sumber yang membahas latar belakang perseteruan itu. Salah satunya bisa dibaca di sini.
Perhatikan secara saksama, betapa komentar-komentar pedas yang menanggapi perseteruan tersebut jauh lebih heboh daripada isi artikelnya itu sendiri. Kata-kata tidak senonoh serta aneka sumpah serapah yang biasa digunakan insan yang sedang diliputi amarah nyaris memenuhi isi komentar tersebut.
Para pihak yang berseteru bertahan dengan pendapatnya masing-masing. Tak ada yang mau mengalah. Tak ada yang mau disalahkan.
Upaya untuk mereduksi ketegangan telah dilakukan. Ridwan Kamil, misalnya, dengan rendah hati menyambangi Sekretariat The Jakmania. Walikota Bandung ini ber-sampurasun. Minta izin kepada para pendukung Persija sebelum para bobotoh membirukan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Tapi apa lacur, kekisruhan tetap saja tidak mereda. Seperti yang kita saksikan di layar kaca televisi, beberapa oknum suporter melakukan pelemparan terhadap kendaraan plat D yang memasuki ruas jalan ibu kota.
Sebenarnya tindakan tidak terpuji seperti itu juga pernah dilakukan oleh para pendukung fanatik Persib Bandung. Juni 2013 lalu, ada sekian oknum suporter Persib yang berkumpul di depan gerbang tol Pasteur melakukan sweeping terhadap kendaraan plat B.
Sekedar saran untuk Kang Emil dan Koh Ahok, bagaimana jika sekali waktu dilaksanakan nikahan masal antara para mojang geulis pendukung Persib dengan para Jakmania. Sering saya lihat di layar kaca televisi, ternyata banyak juga kaum hawa yang menjadi pendukung kedua kesebelasan tersebut.
Sebagai tempat untuk resepsi, gunakan saja SUGBK. Siapa yang diundang? Ya, pendukung fanatik Persib dan Jakmania itu. Laksanakan pesta tujuh hari tujuh malam. Sekalian undang Jaya Suprana agar perhelatan akbar tersebut masuk dalam catatan Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Menurut hemat saya, peristiwa langka ini pun bisa memecahkan rekor dunia. Jadi, di samping MURI, undang juga tim dari Guiness Book of The Record.
Semoga upaya spektakuler ini akan berhasil meredakan perseteruan yang telah berurat dan berakar sekian tahun itu. Secara genetik, nantinya para keturunan pendukung fanatik kedua kesebelasan sepak bola yang dinikahkan tersebut dapat dikenali melalui warna favorit mereka: oranye dan biru atau melalui warna mata mereka yang oranye kebiru-biruan. He-he-hehhhh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H