Mohon tunggu...
Yayan Sugiana
Yayan Sugiana Mohon Tunggu... TNI AL -

Suami dari seorang istri dan bapak dari tiga orang anak yang berkeinginan besar dapat memberi manfaat kepada lingkungan tempatnya berada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Ada yang Lebih Ampuh dari Doa dan Harapan Seorang Ibu

10 Oktober 2015   12:01 Diperbarui: 10 Oktober 2015   12:15 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Profesor Fathur Rokhman (kanan). Sumber foto: unnes.ac.id"][/caption]Seorang anak duduk terpuruk di samping ibunya yang terbaring lemah di rumah sakit. Dengan berlinangangan air mata diadukannya kegagalan yang baru saja diperolehnya. Ya, ia tak lolos dalam seleksi penerimaan siswa baru di SMA negeri idamannya. Nilai-nilai dalam raport SMP-nya memang tak terkategorikan buruk, namun tetap tak membantu si anak untuk bisa lolos dalam seleksi penerimaan itu.

Tak banyak yang dikatakan si ibu selain memintanya untuk bersabar dan terus berikhtiar.

“Cobalah mendaftar di SMK. Tuhan sedang menyiapkan peruntunganmu di sana. Tebuslah kemalasanmu semasa duduk di bangku SMP dengan belajar yang tekun hingga kelak kamu menjadi seorang profesor. Jangan lupa mengawali setiap kegiatan dengan bismillah,” pesan si ibu.

Semangat yang ditularkan ibundanya menjadi cambuk bagi si anak itu untuk tekun belajar. Pada tahun 1986, ketika masa pendidikannya di SMEA Negeri Banyumas berakhir, ia bukan sekedar lulus melainkan pula menyabet predikat sebagai lulusan terbaik di sekolah itu. Predikat tersebut mengantarkan kesuksesannya hingga bisa mencatatkan diri sebagai mahasiswa S1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia FPBS IKIP (sekarang UPI) Bandung.

Sayang, keberhasilannya tak bisa disaksikan secara langsung oleh ibunya. Jauh sebelum anak itu menamatkan SMK-nya, ibundanya menghadap Yang Mahakuasa untuk selama-lamanya.

Pesan ibunya tetap menjadi motivasi utamanya dalam memantikkan api semangatnya. Pada tahun 1988 ia pun tercatat sebagai mahasisiwa teladan di UPI Bandung. Ia pun kemudian menamatkan masa kuliahnya dengan nilai sangat memuaskan.

Waktu terus bergulir sejalan dengan prestasi yang diraih anak itu. Berkat motivasi dan doa ibundanya ia pun menyelesaikan pendidikan magister di Jurusan Linguistik Universitas Indonesia Jakarta tahun 1996. Tak hanya sampai di situ, ia pun kemudian meraih gelar doktor bidang linguistik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun 2003.

Puncaknya, doa dan harapan ibunya akhirnya menjadi nyata. Dia dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 22 Juni 2006 dengan orasi “Mengembangkan Komunikasi Lintas Budaya yang Bermakna dalam Masyarakat Multikultural: Perspektif Sosiolinguistik”.

Doa dan harapan ibunya tercapai. Anak kecil yang dulu menangis karena tak diterima di SMA negeri favoritnya itu, sekarang telah menjadi seorang profesor bidang sosiolingustik.

"Tak ada yang lebih ampuh dari doa dan harapan seorang ibu." Itulah kesimpulan Profesor Fathur Rokhman, Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) periode 2014 -2018.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun