Mohon tunggu...
Yantermon Yayan
Yantermon Yayan Mohon Tunggu... profesional -

Orang biasa yang belajar menulis berbagai hal, berusaha melakukan kritik dalam bahasa yang santun

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tak Ada Untungnya Ikut New7Wonders

8 Februari 2011   03:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:48 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam banyak hal, kita selalu menganggap sesuatu yang berbau "bule" selalu lebih bonafide dan lebih bisa dipercaya tanpa menggunakan rasio kita.

Seperti dalam pemilihan secara online yang digalang new7wonders untuk memilih 7 keajaiban dunia versi mereka, kita menyambutnya dengan gegap gempita seolah-olah new7wonders ini suatu badan dunia yang kredibel.

Ternyata ujung-ujungnya minta duit, kasihan deh kita ketipu disuruh ikut voting segala macam ternyata voting kita nggak penting yang penting duit.

Bukti terbaru adalah ancaman untuk mengeliminasi pulau komodo karena pemerintah tak mau membayar duit untuk menjadi tuan rumah, kian jelaslah belangnya organisasi ini.

Seharusnya kita mengikuti patokan yang jelas dari UNESCO sebagai badan dunia resmi dari PBB yang mengurusi masalah ini ketimbang New7Wonders yang cuma organisasi swasta.

Seandainya New7Wonders merilis 7 keajaiban dunia versi meraka, apakah gemanya lebih hebat dibandingkan apabila dirilis oleh UNESCO ?

Seyogyanya New7Wonders memberi dana untuk finalis yang terpilih bukan malah meminta duit, jauh lebih bonafide UNESCO yang sering membantu dana untuk pelestarian tempat bersejarah.

Jadi kita pilih yang mana: keluar duit untuk New7Wonders yang nggak jelas kredibiltasnya, atau berpatokan pada UNESCO sebagai badan resmi dunia.

Duit sejumlah 40 juta dolar bisa dipakai untuk menyelenggarakan event pariwisata dengan hasil yang nyata bagi kemajuan pariwisata kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun