Mohon tunggu...
Yayah Dzarotun
Yayah Dzarotun Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMPN Satu Atap Cibitung

Saya ini seorang ibu yang siap mengabdi untuk kemajuan ibu pertiwi.Bekerja dengan ikhlas demi mengharap ridho Ilahi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berdamai dengan Kondisi yang Ada

23 Oktober 2022   21:55 Diperbarui: 23 Oktober 2022   22:01 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berdamai Dengan Kondisi yang Ada

Oleh : Yayah DN

Dalam kisah perjalanan hidup manusia tentu tak luput dari suka dan duka. Kali ini aku akan berbagi cerita tentang pengalamanku selama menjadi kepala sekolah model satu atap.

Karirku sebagai kepala sekolah dimulai pada tanggal 3 Januari  2018. Rasa bangga membuncah ruah ,tatkala aku mendapatkan SK Penugasan sebagai kepala SMP Negeri Satu Atap Cibitung dari Bupati Kabupaten Bekasi, ibu Hj.Neneng.

"Saya siap melaksanakan amanah ini,"jawabku ketika ditanya ibu Bupati.

Tugas baru sudah ada dalam genggamanku,apapun kondisinya aku harus siap menjalankan tugas mulia ini. Setelah berpamitan kepada siswa dan guru di sekolah asalku,SMPN 5 Tambun Selatan. Esok harinya aku dan rombongan dari SMPN 5 Tambun Selatan menghadiri acara lepas sambut kepala sekolah yang lama,ibu Hj.Latifah Hanum,S.Pd,M.Pd dengan kepala sekolah yang baru,aku sendiri,ibu Yayah Dzarotun Naqiah,S.Pd,M.Pd.

Hari yang dinantipun tiba,aku dan rombongan tiba di SMPN Satu Atap pukul 08.00 WIB.

 "Ini sekolahnya?"

" Lho ini kok SDN Cibuntu 05,SMPN nya dimana bu?"

"Kok sepi dan jauh dari jalan utama ya,ini mah tempat jin buang anak",celetuk bu Ani.

Sejauh mata memandang,semakin banyak pertanyaan yang keluar dari mulut teman-temanku.

"Ya bu,inilah tempatku bertugas.

"Semuanya serba unik dan berbeda",jawabku

Perbincangan kami terhenti ketika ada tiga orang siswa berpakaian seragam paskibra menyapa Kami.

"Selamat datang Bapak/Ibu, mari kami antar untuk masuk ke dalam sekolah"

Aku dan rombongan mengikuti langkah anak- anak tersebut.

Senyuman manis para siswa dan guru menyambut kedatanganku di pintu gerbang utama. Ibu kepala sekolah mengalungkan selendang merah ke leherku,seraya berkata "Selamat datang dan selamat bertugas di sekolah hebat ini bu"

Ucap ibu kepala sekolah dengan mata berkaca-kaca.

"Siap ",jawabku.

Selanjutnya ibu kepala sekolah mempersilahkan Kami masuk ke dalam sebuah ruang kelas yang sudah disiapkan untuk menerima kedatangan Kami.Mengingat kondisi ruangan yang sempit maka sebagian dari teman-temanku memilih duduk diluar kelas.

Acara lepas sambut berjalan lancar dan khidmat.

Dalam sambutannya,ibu Hj.Latifah memaparkan secara jelas kondisi sekolah dengan segala keterbatasannya.Kini terjawab sudah jika sekolah model satu atap ini memang memiliki keunikan tersendiri. Beberapa fakta  tentang keberadaan sekolahku ini adalah sebagai berikut: Pertama; SMP ini berdiri pada tahun 2008 atas permohonan dari kepala SDN Cibuntu 05,Bapak Ali,S.Pd dalam rangka mensukseskan wajib belajar sembilan tahun. Kedua; SMP ini berdiri diatas lahan SDN Cibuntu 05 yang memiliki luas tanah 2.020 meter persegi. Ketiga,SMP ini hanya memiliki 3 lokal ruang kelas dan 1 ruang kantor.Keempat,SDM yang ada mayoritas tenaga honorer. Kelima;minimnya sa/pras pendukung menyebabkan semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan putera-puterinya di SMP ini.

"Banyak sekali pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan"

"Saya berharap kepala sekolah yang baru dapat terus berjuang demi memajukan SMP ini",pesan ibu Hj.Latifah.

Hari berganti hati,tak terasa sudah empat tahun sepuluh bulan aku bertugas di SMP kecil ini. Dengan prinsip berdamai dengan kondisi yang ada,aku berupaya untuk menggerakkan para siswa,guru,orang tua,komite dan para alumni untuk melakukan aksi nyata demi mewujudkan visi misi sekolah ini.

Aku selalu memotivasi siswa dan guru di sekolah dengan mengatakan,"Tetaplah menjadi matahari,dilihat atau tidak akan selalu menyinari bumi."

"Keterbatasan bukan penghalang untuk maju"

" Bergeraklah sesuai dengan motto sekolahmu yakni Aku datang,Aku belajar dan Aku pintar"

Proses menentukan hasil,alhamdulillah energi yang aku berikan  meresap ke dalam jiwa raga mereka. Prestasi demi prestasi yang sangat membanggakan bermunculan di tahun 2018 sampai dengan saat ini. Sebut saja,

pada tahun 2019,aku mendapat juara ke-2 lomba kepala SMP berprestasi dan menerbitkan sebuah buku tunggal yang berjudul "Menabur harap diladang impian,sebuah memoar kepala SMP Satu Atap".

Tahun 2019 merupakan tahun kemenangan terbesar sekolahku karena banyak sekali prestasi yang didapatkan oleh para siswa ,hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk tampil di acara pembukaan  Jambore Kwartir Cabang Kab.Bekasi dan acara pekan raya Bekasi yang dihadiri Bupati Kab.Bekasi.

Kemudian pada  tahun 2021,sekolahku mendapat nilai akreditasi A.

Tahun 2022, ananda Zahra siswa kelas 8 terpilih menjadi finalis duta baca Kab.Bekasi,memperoleh juara harapan 3 lomba parade devile pramuka di tingkat kab.Bekasi. Di bidang pengembangan literasi sekolahku mendapatkan bantuan buku bacaan dari perpustakaan provinsi Jawa Barat dan mendapat kesempatan untuk mengikuti relaksasi perpustakaan.

Apresiasi dan kepercayaan yang diberikan masyarakat merupakan kado terindahku.Tidak pernah terpikir ketika teman-teman guru dan kepala sekolah memberikan amanah kepadaku sebagai ketua PGRI ranting  SMP, sebagai pengurus Kwarran dan ketua sanggar MGBK SMP kab.Bekasi.

Semua sudah berubah,wajah sekolahku yang dulu dan sekarang sudah berbeda.Guru yang dulu dengan sekarang sudah berbeda,alhamdulillah sekarang 90% gurunya sudah ASN. Jumlah siswa yang dulu dengan sekarang berbeda,alhamdulillah jumlah siswa yang ada berjumlah 205 orang.

Aku sadar untuk mewujudkan semua ini tentu tidaklah mudah.Membutuhkan waktu yang sangat panjang dan pengorbanan yang berat.

Walaupun sampai saat ini sekolahku belum memiliki sa/pras yang memadai,aku yakin suatu saat sekolahku akan memiliki lahan dan gedung sendiri. Saat ini aku harus tetap berupaya mencari cara lain agar semua program dapat berjalan lancar.Saat ini anak-anak masih harus menggunakan mushalla warga untuk melaksanakan salat berjamaah atau kegiatan sekolah lainnya. Saat ini entah sampai berapa tahun ke depan,anak-anak masih harus menempati beberapa ruang SD untuk melaksanakan proses belajar.Tidak ada rotan akarpun jadi.Terus berupaya mencerdaskan anak bangsa dengan ikhlas dan amanah merupakan ladang pahala untuk para guru dan kepala sekolah.

Demikian kisah yang ku tuliskan ini.Semoga dapat menjadi inspirasi bagi para guru dan kepala sekolah semua,khususnya yang bertugas di SD-SMP Satu Atap.

Bekasi,23/10/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun