Kabupaten Karo merupakan sentra pertanian dan mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah sebagai petani. Dalam pengelolaan pertanian, petani umumnya masih banyak menggunakan pestisida dan sering mengalami paparan langsung dengan pestisida akibat tidak menggunakan pelindung diri selama penyemprotan pestisida.Â
Paparan tertinggi melalui kulit pada beberapa bagian tubuh seperti pada bagian tangan dan kaki selalu ditemui dan sering dialami petani akibat rembesan pompa yang bocor, terpercik, tertumpah, ataupun kontak langsung saat mencampur dan menyemprot pestisida. Berdasarkan kebiasaan petani, paparan pestisida ini dibersihkan oleh petani dengan mengggosokkan daun  acem acem ke bagian yang kotor dan terkena pestisida.
Tim Pengabdian Masyarakat USU terdiri atas Dr. Ir. Yaya Hasanah, MSi. ; Dr. Eka Lestari Mahyuni, SKM, MKM dan Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. dengan mengikut sertakan 2 orang mahasiswa S1 Agroteknologi melalui Program Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat telah melakukan kegiatan pelatihan budidaya acem acem dan pemanfaatannya sebagai hand sanitizer untuk mengurangi bahaya paparan pestisida kimia. Â
Pengabdian tersebut bertujuan untuk mengembangkan daun acem acem sebagai bahan baku hand sanitizer dengan cara pembudidayaan secara intensif, meningkatkan pemahaman petani (mitra) akan kegunaan daun acem acem dalam melindungi paparan pestisida kimia memberdayakan masyarakat petani (mitra) dalam pembuatan hand sanitizer berbahan baku daun acem acem serta menciptakan peluang usaha bagi petani.
Yaya Hasanah dan Eka Lestari Mahyuni selaku tim pengabdian mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk Tridaharma USU dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat petani (mitra) dalam pembuatan hand sanitizer berbahan baku daun acem acem, meningkatkan ketersediaan bahan baku melalui budidaya acem acem  serta menciptakan peluang usaha bagi meningkatkan pendapatan petani dan dalam rangka implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.  Diharapkan dengan adanya kegiatan ini akan memberdayakan  petani dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani dan berprospek sangat baik untuk dikembangkan.
"Program ini dilakukan untuk memberdayakan petani dan dalam keberlanjutan kegiatan ini, tim pengabdian menggandeng mitra yaitu kelompok tani di Desa Sumber Mufakat Kaban Jahe. Â Program ini menjadi implementasi nyata kepedulian USU kepada masyarakat khususnya petani" ujar Yaya Hasanah.
Kegiatan pelatihan dimulai dengan materi teknik budi daya acem acem meliputi teknik pemilihan benih/bibit, teknik persemaian, teknik penanaman, teknik pemeliharaan (pengairan, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit tanaman, panen.  Kemudian dilanjutkan dengan  teknik pembuatan hand sanitizer berbahan baku daun acem acem dan teknik manajemen usaha hand sanitizer.
Eka Lestari Mahyuni menjelaskan bahwa "Pemanfaatan daun acem acem sebagai ekstrak hand sanitizer ini merupakan suatu teknologi yang dapat dilakukan masyarakat sehingga daun acem acem dapat dijual kembali karena memiliki nilai ekonomi baru sebagai suatu produk". Kegiatan edukasi dilakukan dengan mendemonstrasikan cara pembuatan hand sanitizer serta menjelaskan peralatan perlengkapan dan bahan bahan yang digunakan.
Lebih lanjut Prof. Urip Harahap, Apt. menjelaskan bahwa "Kandungan saponin dan tannin yang dimiliki daun acem acem menunjukkan bahwa daun ini memiliki sifat seperti sabun yang mampu membersihkan kotoran". Produk ekstrak dari daun acem acem berupa  hand sanitizer memiliki sifat mudah dibawa dan praktis sehingga dapat menjadi peluang bisnis baru bagi petani disamping membantu dalam menjaga kebersihan dan melindungi kesehatan petani dari paparan pestisida kimia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H