Tim Pengabdian Masyarakat tersebut terdiri atas Dr. Ir. Yaya Hasanah, MSi., Dr. Nini Rahmawati, SP., M.Si., Dr. Mariani Sembiring, SP., MP, dan Nursa'adah, S.ST., M.Agr. dengan mengikut sertakan 3 orang mahasiswa S1 Agroteknologi melakukan pelatihan peningkatan kemadirian petani jamur tiram dalam penyediaan bibit dan pemanfaatan limbah baglog menjadi kompos pada hari Selasa (9 Agustus 2022).
Yaya Hasanah selaku ketua tim pengabdian mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk Tridaharma USU dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan skill petani jamur tiram dalam penyediaan bibit dan pemanfaatan limbah baglog menjadi kompos. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini akan menumbuhkan kemandirian petani jamur dan menajadi sumber pendapatan tambahan bagi petani jamur tiram dan berprospek sangat baik untuk dikembangkan.Â
"Program ini dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian petani jamur dan dalam keberlanjutan kegiatan ini, tim pengabdian menggandeng mitra yaitu Bapak Saddam yang merupakan seorang petani jamur tiram sebagai pelaksana. Program ini juga merupakan implementasi kepedulian USU kepada masyarakat khususnya petani" ujar Yaya Hasanah.
Kegiatan pelatihan dimulai dengan materi penyediaan bibit jamur tiram. Nini Rahmawati menjelaskan bahwa "Pelatihan penyediaan bibit jamur tiram dibutuhkan keahlian dan keterampilan karena harus dilakukan dalam kondisi lingkungan yang steril".Â
Pelatihan penyediaan bibit jamur tiram dilakukan mulai dari generasi F0-F2, dan bibit jamur yang ada pada baglog jamur tiram merupakan bibit generasi F2. Pada umumnya petani jamur tiram hanya memebeli baglog jamur yang telah siap untuk ditumbuhkan sehingga dengan pelatihan ini dapat menambah keterampilan petani dan menjadi sumber pendapatan tambahan.Â
Pada kegiatan ini juga dilakukan pelatihan pembuatan kompos dari limbah baglog jamur tiram. Menurut Mariani Sembiring, "Upaya pemanfaatan limbah baglog jamur tiram sangat baik untuk dilakukan, sehingga limbah baglog tidak akan menumpuk dan komposnya dapat dimanfaatkan secara pribadi atau dijadikan sumber pendapatan tambahan (bioenterpreneur)". Tambahnya, "Peggunaan kompos sebagai pupuk organik akan sangat membantu petani mengingat mahalnya harga pupuk kimia saat ini". Dan menurut Nursa'adah, kompos dari limbah baglog ini dapat dimanfaatkan untuk tanaman budidaya seperti sawi dan timun. Hal ini mendapat respon positif dari para peserta pelatihan yang hadir yang juga merupakan petani hortikultura. Para peserta akhirnya berkeinginan untuk memanfaatkan limbah baglog jamur tiram menjadi kompos untuk digunakan secara pribadi.
Selain kegiatan pelatihan, tim pengabdian juga melakukan kegiatan pendampingan dengan membuat plot percobaan pemanfaatan kompos dari limbah baglog jamur tiram pada tanaman kacang hijau. Pada kegiatan pengabdian ini, tim pengabdian menyerahkan barang-baranag alih teknologi berupa autoclave, laminar air flow, dan beberapa alat dan bahan membuat media biakan untuk penyediaan bibit jamur tiram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H