Mohon tunggu...
Yayag YP
Yayag YP Mohon Tunggu... -

Saya sering berada disini, http://thedarknessofsatire.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selimut Kedua Pada Musimnya

13 Desember 2011   03:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada malam ketika kuselimuti hati
Kau telanjangi tubuhku dengan secuil rasa
Katamu,
Cintaku jatuh lagi pada hangatnya hatimu

Pada esok saat aku mencarimu dalam mimpi
Kau rampas semua gairahku dengan sedikit cinta
Katamu,
Hatiku terbelah lagi karena rinduku padamu

Setelah sekujur tubuh dan hatiku terenggut
Dalam ketelanjanganku yang ke sekian,
Kau nikmati hal yang tak pernah kutahu, dimana kau mahkotakan aku
Apakah ketika kau mendorongku ke sudut gelap tanpa pelukan disana?

Setelah seluruh mimpiku tak lagi tentang ketelanjangan
Dalam persetubuhan yang tak pernah kutahu kapan bertemu jeda
Kau menyesapku teramat kuat tanpa ikatan lumatnya akad
Apakah aku memilikimu tiap kali kudapati kau melipatku dari terangnya siang?

Aku yang telanjang tanpa kuasa memintamu utuh disini
Terus meronta dalam perih, meminta adamu ketika aku tak selalu ada
Aku yang telanjang tanpa nama dalam ramainya khalayak
Terus merajah hati ketika kau bisikkan, “Selimut kedua bisa kupakai ketika kumaui di musimnya…”

________________________________________________________________________________

Satu judul, dari beberapa judul lain pada blog saya di
http://thedarknessofsatire.blogspot.com/2011/11/selimut-kedua-pada-musimnya.html


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun