Mohon tunggu...
Pendidikan

Totipotensi "Mengancam"?

29 Agustus 2018   22:20 Diperbarui: 29 Agustus 2018   23:25 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan bagaimana totipotensi mempengaruhi kultur jaringan. Dan apakah salah apabila ada 'permasalahan' yang terjadi dan menyangkut perihal kultur jaringan tersebut.

Secara umum, tujuan kultur jaringan dengan pemanfaatan sifat totipotensi pada tumbuhan ini memiliki tujuan utama untuk melestarikan plasma nutfah. Plasma nutfah adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat.

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, khususnya tumbuhan. Sebagai contoh, tanaman keji beling bisa digunakan sebagai obat batu ginjal, diare, menurunkan kolestrol, liver, maag, dan mengobati kencing manis. Lalu ada juga berbagai rempah-rempah, dan juga daun adas yang dapat digunakan untuk mengobati anemia, mengatasi sembelit,mengobati sakit jantung, mencegah kanker, mengobati diare, melancarkan haid, mengobati sakit mata, dan obat sesak nafas.

Beralih ke hal kultur jaringan, dengan adanya kultur jaringan, menandakan bahwa adanya kemajuan di bidang teknologi. Dan akibatnya, banyak negara yang sekarang mengambil gen plasma nutfah yang berasal dari negara lain, dibawa kenegaranya sendiri untuk dikulturkan dan dikembangbiakkan disana. Menurut saya pribadi, tindakan itu tidak akan menjadi masalah dan merugikan negara yang diambil plasma nutfahnya apabila masih dalam jumlah yang terkendali dan sesuai ijin pemerintah dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada.

Karena apabila pengambilan gen tersebut tidak berdasarkan ijin, tindakan itu dapat dinilai sebagai pencurian plasma nutfah. Selain itu, apabila pengambilan gen tanaman dengan sifat totipotensi itu dilakukan oleh negara yang tidak bertanggung jawab, bisa saja terjadi peristiwa pengklaiman secara sepihak bahwa tanaman tersebut adalah tanaman endemik dari negara pengambil.

Jika hal ini terjadi di negara Indonesia, yakni dengan 'pengambilan' gen secara tidak ijin dan tidak bertanggung jawab, maka Indonesia akan mengalami kerugian yang bisa dibilang cukup besar, karena dapat menurunkan tanaman-tanaman khas yang mungkin tadinya hanya didapatkan dan dimiliki oleh Indonesia. Dalam arti, negara lain mulai mengkulturkan dan mengembangkan tanaman yang tadinya hanya berada di indonesia menjadi ada juga di negara mereka dan memungkinkan pengeklaiman hak milik tanaman tersebut.

Dan sekiranya hal ini terjadi, akan membuat devisa negara akibat menurunnya jumlah ekspor produk. Sebagai contoh, Indonesia melakukan kegiatan ekspor rempah-rempah ke negara lain, dan dibelinya rempah-rempah tersebut oleh negara tersebut. Namun  apabila negara lain juga mulai mengembangkan tanaman cengkeh di negara mereka masing-masing, mereka tidak akan merasa perlu lagi untuk membeli rempah-rempah berupa cengkeh itu dari Indonesia.

Pengambilan gen plasma nutfah untuk melakukan kultur jaringan dengan memanfaatkan sifat totipotensi ini akan menjadi sangat bermanfaat tergantung kebijakan penggunanya. Misalkan, selain untuk melakukan pengkulturan jenis tanaman tertentu di negara lain, totipotensi ini juga dapat bermanfaat untuk mengkulturkan jenis tanaman yang sudah langka, contohnya Raflesia arnoldi.

Dengan kultur jaringan dan sifat totipotensi tersebut, akan dihasilkan individu baru dari tanaman yang langka dan jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat. Sehingga membantu tanaman secara spesifik untuk terbebas dari kelangkaan.

Bentuk lain nilai plus dari pemanfaatan sifat totipotensi tumbuhan adalah tidak perlu khawatirnya akan musim dan cuaca yang buruk. Karena kultur jaringan tidak tergantung pada musim sehingga memungkinkan terjadinya produksi sepanjang tahun.

Kendati ada banyak sekali manfaat dari sifat totipotensi tumbuhan ini, ada pula kerugiaannya. Sesungguhnya kerugian tersebut sebagian besar terjadi karena sikap tidak bertanggung jawab manusia. Contohnya, suatu tanaman beracun dimanfaatkan sifat totipotensinya kemudian dikembangkan. Racun yang didapatkan dari tanaman tersebut dapat digunakan untuk hal-hal yang tidak baik atau dapat pula dijual ke pasar gelap dengan harga yang mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun