Mohon tunggu...
Nur Hidayat
Nur Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Wife/Mom/Author

A blessed mother for 3 handsome young man.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Majelis Ibu II: Manajemen Sabar terhadap Suami dan Anak

8 November 2022   14:44 Diperbarui: 9 November 2022   22:47 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAJELIS Ibu II kembali digelar dengan tema Manajemen Sabar terhadap Suami dan Anak, Sabtu (5/11/22). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Pernikahan dan Pembinaan Keluarga Sakinah (LP2KS) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Muslimah Wahdah (MW) Sulawesi Selatan.

Edukasi para ibu dinilai sangat penting karena memiliki peran sentral dalam memperkokoh ketahanan keluarga pada zaman yang terus melesat seiring dengan perkembangan generasi ini.

Untuk itu, Majelis Ibu II, kembali digelar secara daring. Sebagai Konselor keluarga Muslimah Wahdah, Ustazah Herda Hasanah, S.Pd.I., mendefinisikan sabar yang justru bersumber dari tantangan pengasuhan dan pernikahan.
“Tantangan pengasuhan, tantangan pernikahan, memicu kita, memotivasi kita untuk memaknai sabar itu lebih dalam lagi. Banyak ujian-ujian yang terjadi yang kita tidak inginkan, tapi inilah ujian. Jika ada yang bertanya bagaimana jadi orang sabar, maka jawabannya maksimalkan peran kita sebagai ibu, istri, karena sesungguhnya sabar itu tidak ada batasnya,” terangnya.

Manajemen Sabar terhadap Suami dan Anak
Lebih lanjut, Ustazah Herda juga memaparkan cara agar bisa bersabar.

Sabar diawali dengan niat dan berdoa agar diberikan kesabaran, perbanyak istighfar,berdzikir, syukuri apa yang terjadi saat ini, atur dan kendalikan emosi, kenali kondisi diri, positive thinking, dan berperilaku positif.

“Perbanyak istighfar sehingga Allah berikan kita sabar. Biasanya dalam keadaan lelah, emosi memuncak maka jangan dulu berinteraksi dengan siapapun, lebih baik kita istighfar. Istighfar menunjukan kelemahan kita, bahwa kita ini bukan wonder women. Punya keterbatasan,kekurangan bahkan kelemahan,” jelasnya sambil mengulas beberapa fenomena dalam keluarga.

“Perbanyak berzikir, kenapa orang gampang terpicu, tersulut dengan trigger? Mudah tersulut karena dia tidak hadir pada saat itu,” jelas Ustazah Herda.

Seseorang yang selalu aware dengan dirinya, lanjut Ustazah Herda, dapat mengondisikan dirinya untuk tidak mudah tersulut, caranya yaitu dengan berzikir karena dengan berzikir, kita mudah aware dengan diri kita.

“Ajaran Islam sudah datang sejak awal yang pada umumnya orang kenal dengan konsep mindfulness, zikir itulah sebenarnya mindfullness. Pada awalnya ia sudah datang dengan ayat zikir “Aalaa bidizkrillahi tathma’innal quluub,” ungkap Ustazah Herda.

Namun sayangnya, lanjutnya, berzikir kita tidak sampai ke hati, mulut saja.

“Tidak merasakan sampai telinga, indera kita tidak satu dengan pikir kita,” lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun