Mohon tunggu...
Nur Hidayat
Nur Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Wife/Mom/Author

A blessed mother for 3 handsome young man.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jelang Idul Qurban, Simak Makna Pengorbanan ala Muslimah Wahdah Islamiyah Sulsel

27 Juni 2022   10:38 Diperbarui: 27 Juni 2022   11:28 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi zoom meeting bersama beberapa daerah di titik nobar, di daerah Bantaeng, Selayar, Barru, Soppeng, Pare-pare, Tator, Luwu Utara, LuTim

Jelang Idul Qurban, Simak Makna Pengorbanan ala Muslimah Wahdah Islamiyah Sulsel

Sejatinya sebuah pengorbanan, merupakan jalan untuk menyempurnakan ikhtiar diperlukan disetiap fase kehidupan dan selalu saja ada sosok-sosok teladan yang menghiasinya. Demikian halnya kisah hidup para Nabi dan Rasulpun menjadi sempurna keteladanannya dengan adanya pengorbanan mereka.

Meraih Puncak Keimanan dalam Manisnya Pengorbanan menjadi tema seragam  pada acara Nasional Semarak Dzulhijjah 1443 H. Terlaksana di 24 Kabupaten di Wilayah Sulawesi Selatan, secara daring melalui zoom meeting dan luring di daerah masing-masing sesuai titik nonton bareng. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari. Makassar, Sabtu-Ahad (25-26/6/22).

Semarak Dzulhijjah yang bertajuk pengorbanan ini merepresentasikan kisah cinta sejati yang melahirkan pengorbanan Nabi Ibrahim 'alaihissalam bersama putranya Nabi Ismail 'alaihissalam. Seperti yang disampaikan oleh pemateri dari Ketua Forum Koodinasi Majelis Ta'lim (FKMT) Muslimah Wahdah Pusat, Ustadzah Hj. Lisa Harits, SP., ia mengatakan bahwa hari ini kita berada dalam kondisi krisis figur teladan, maka bulan Dzulhijjah ini mengajarkan kita tentang keteladanan pada kisah Nabi Ibrahim tentang arti sebuah pengorbanan.

"Dan Ibrahim berkata, wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi aku menyembelihmu. Coba bayangkan anak yang sudah kita minta untuk dianugerahkan hingga anak itu terlahir. Namun jawabannya sunngguh luar biasa, wahai ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. In syaa Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang- orang yang sabar. Mungkin pada konteks ayat ini kita akan melihat begitu besar arti dari sebuah pengorbanan," jelasnya mengulas QS. As Shaffat:102.

Lebih lanjut beliau memaparkan dialog dalam sebuah video singkat antara seorang bapak dan anak. Membahas konteks bagaimana Nabiyullah Ibrahim alaihissalam melakukan dialog untuk meminta pendapat ke anaknya perihal mimpi yang menjadi wahyu bagi sang Nabi.

"Namun yang luar biasa pada kisah ini, apa yang dikatakan Ismail kecil waktu itu, wahai ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Buknkah itu berangkat dari  sebuah keimanan, bukankah itu brangkat dari sebuah ketundukan dan ketaatan yang besar di sisi Allah. Darimana ketaatan itu hadir, itu tidak lahir serta merta, ia akan dihidupkan dengan sebuah kultur, dalam sebuah pembiasaan yang ada pada sosok seorang ibu, paparnya penuh semangat.

Membahas relevansi pengorbanan dalam  QS. Al An'am:162 di akhir materi, menjelaskan ayat tersebut, katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku, hanyalh untuk Allah.

"Maka bagaimana mungkin kita telah menyerahkan seluruh  bentuk-bentuk ketundukan kita, menyerahkan ibadah kita, kehidupan dan kematian kita hanya untuk Allah, maka jika hari ini kita hanya berfikir mau mengorbankan sluruh tenaga dan pikiran kita dalam pengorbanan dunia, maka betapa rendahnya obesi kita, karena sejatinya pengorbanan itu adalah sesuatu yang menuntut bagaimana keimanan kita juga hadir dalam kekuatan ujian-ujian tersebut," jelasnya.

Nampak hadir juga dalam kajian tersebut melalui zoom meeting Ketua Bidang III Penguatan Ketahanan Keluarga Ibu Hj. Andi Hamdaniah Irawan mewakili TP PKK Sulsel dalam membuka kegiatan. Beliau menyampaikan tentang keistimewaan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah serta apresiasi kepada penyelenggara kegiatan.

Dokumentasi zoom meeting bersama beberapa daerah di titik nobar, di daerah Bantaeng, Selayar, Barru, Soppeng, Pare-pare, Tator, Luwu Utara, LuTim
Dokumentasi zoom meeting bersama beberapa daerah di titik nobar, di daerah Bantaeng, Selayar, Barru, Soppeng, Pare-pare, Tator, Luwu Utara, LuTim
"Kami mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada pihak penyeleggara, meskipun melalui virtual in syaa Allah tidak mengurangi esensi atau substansi materi tentang pentingnya menyemarakkan dan menyambut bulan Dzuhjjah ini, sebab amalan di dalamnya akan memberikan kita kesempatan untuk meningkatakn  kualitas keimanan kepada Allah dan Rasulnya. Kami dari Tim Penggerak (TP) PKK selalu mendukung, segala bentuk kegiatan berupa kajian islam seperti ini," ungkapnya.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah Muslimah Wahdah (MW) Sulsel, Megawati Abdul Kadir, dalam sambutannya beliu mengatakan bahwa, ini adalah event nasional tahunan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia, sebab itu beliau menekankan pentingnya moment ini untuk memberikan pencerahan kepada ummat.

"Bulan Dzulhijjah secara khusus punya kemuliaan tersendiri dan ada begitu banyak amalan yang bila dilakukan di bulan Dzulhijjah itu tidak ada di bulan-bulan lainnya. Ini menjadi penting bagi kami untuk senantiasa memberikan pencerahan kepada ummat dan memurajaah kembali apa yang sudah pernah dan kita pahami sebagai bekal memasuki Dzulhijjah hingga tidak berlalu begitu saja tanpa amalan khusus yang kita lakukan. Sekaligus juga kegiatan ini jadi ajang silaturahim untuk muslimah kita agar ikatan ukhuwah bisa terjalin dengan baik," tuturnya.

 Dirinya juga menyampaikan bahwa selain bergerak dalam bidang dakwah, MW juga bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan yang minimal bisa berperan aktif melayani kebutuhan masyarakat. Lanjut Ustadzah Megawati, bahwa pada bidang dakwah mereka berusaha mmbrikan dakwah umum, membuka pengajian-pengajian mulai dari ibu-ibu, anak sekolah dan remaja di kmpus-kampus.

"Kami coba dengan sebuah azzam bahwa semoga dengan dibukanya lini-lini pembinaan pada muslimah ini bisa memperbaiki peran perempuan di Negeri kita. Kami juga ada program pembinaan dan pengembangan keluarga, ini ut tetap membackup seluruh peran-peran kemuslimahan  yang berhubungan dengan rumah, bagaimana menjadi istri, bagaimana menjadi ibu,  mengurus anak, bagaiman di keluarga besar," ungkapnya lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun