Tiba saatnya menyusuri Malioboro. Kawasan pertokoan yang didepannya juga banyak pedagang souvenir, batik, atau pernak penik khas Jogja lainnya. Waktu itu hujan dan dingin, untungnya tidak sedang merindu. Jika iya, nano-nano rasanya. Hehe.. Apa boleh buat, cuaca memang sedang tidak mendukung kami untuk berjalan-jalan. Akhirnya kami mempercepat langkah, bukan untuk menikmati senja di Malioboro, namun untuk menuju tempat teduh dan ngopi bersama. Ah bukan ngopi, lebih tepat wedangan, karena saya lebih memilih wedang uwuh untuk menghangatkan tubuh.
Menikmati kebersamaan di sebuah foodcourt, perbincangan kami seputar asal usul kata Malioboro. Â Asal muasal kata Malioboro, terdapat beberapa versi. Ada yang mengatakan bahwa Malioboro, diambil dari nama Duke of Marlborough pada tahun 1650-1722, dia adalah seorang Jendral yang terkenal, ketika Inggris menduduki Jawa.
Pendapat lain mengatakan bahwa Malioboro berasal dari kata Sansekerta Malyabhara. Malya artinya karangan bunga. Dan bhara berarti menyajikan. Kata Malyabhara ditemukan dalam buku Ramayana asli.
Jadi, mana yang benar, tidak mendapatkan informasi yang jelas.
Dan tak terasa hari mulai gelap. Yulia Sujarwo menanyakan bagaimana event hari ini. Saya dan beberapa teman mengatakan, waktunya kurang. Haha... ternyata mendengar sejarah itu menyenangkan. Semoga ada event haritage selanjutnya.
Terimakasih Yulia Sujarwo dan tim K_Jogja.
Sumber info: Yulia Sujarwo (Tour Guide)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H