Mohon tunggu...
Yatmi Rejeki
Yatmi Rejeki Mohon Tunggu... Administrasi - Suka becanda,, biar awet muda.

Wanita biasa dari Jogja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gurihnya Tekwan Papa Nabil

10 Maret 2018   08:38 Diperbarui: 10 Maret 2018   09:03 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap daerah memiliki kekhasan tertentu. Mulai dari makanan, busana, seni budaya, adat istiadat dan lain sebagainya.  Sejak dari sekolah dasar, sudah ada pelajaran tentang keanekaragaman nusantara ini. Berbicara mengenai kuliner. Di Indonesia ini, sangat banyak jenis makanan daerah yang khas, unik, dan berbeda. 

Kebetulan saya lahir dan menetap di Jogja. Disini, mencari kuliner dari daerah lain sangat mudah. Mulai dari Coto Makasar, Soto Kudus, Siomay Bandung, Ketoprak Jakarta, Pecel Madiun, Pempek Palembang, dan masih banyak lagi.  Tidak perlu pergi ke daerah asal makanan itu, penjual  sudah banyak menyebar ke sebagian besar wilayah nusantara. 

Mau masakan Padang, tidak perlu harus pergi ke Padang, dimana-mana sudah banyak warung masakan Padang.  Ingin menikmati kesegaran dawet ayu Banjarnergara,  juga telah  banyak kita dapati .  Ini adalah peluang usaha, bahwa yang khas atau laris di suatu daerah, bisa dijual di daerah lain.

Pertemuan Forkom. Dok: Forkom Godean
Pertemuan Forkom. Dok: Forkom Godean
 Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang makanan khas Palembang yang bernama tekwan. Makanan khas Palembang seperti empek-empek, meskipun tidak sering, namun sudah biasa makan. Tetapi untuk tekwan. Jujur saya baru sekali menikmatinya beberapa waktu yang lalu. Ketika itu, kami sedang ada pertemuan  dengan ibu-ibu, ada bapaknya juga sih walau hanya sedikit.

Hari itu, kebetulan kami berkumpul di rumah salah seorang anggota kelompok yang memiliki kedai pempek. Namanya adalah Kedai Pempek Papa Nabil, yang menjual  pempek,otak-otak, lenjer, tekwan, dan makanan khas Palembang lainnya.  Nah, seperti biasa, selalu ada suguhan  seusai acara selesai. Kala itu, tuan rumah menghidangkan tekwan untuk kami. Saya sih sering mendengar  tentang tekwan, namun baru saat itu saya merasakannya.

tekwan. dok,pri
tekwan. dok,pri
"Ini apa ya , Bu?" Sendok saya mengangkat sebuah makanan yang berbentuk seperti stik kentang."Sepertinya lobak." Jawab bu Santi yang duduk di dekat saya. Merasa kurang yakin, sore harinya, saya tanyakan ke Papa Nabil, ternyata itu adalah bengkoang.

Tekwan ini disajikan dengan kuah  panas seperti bakso. Sebelum saya menambahkan kecap dan sambal, saya ingin mencicip dulu rasa originalnya.  Lidah saya mengecap, hemm gurih.  Jadi, di dalam satu mangkok tekwan berisi, bihun, jamur, bengkoang, bulatan-bulatan tekwan, dan taburan daun bawang juga bawang goreng. Dan agar lebih nikmat, ada tambahan timun yang dipotong-potong  dadu kecil.  Untuk kuahnya, berasal dari kuah kaldu udang. 

Segar dan tidak berbau amis. Jadi gurihnya memang beda dengan kuah bakso yang berrasa daging sapi ya. Bihun lembut turut melengkapi sajian tekwan. Untuk jamurnya adalah jamur kuping yang dipotong kecil dan untuk bengkoang dipotong seperti stik kentang. Nah, untuk tekwannya berrasa gurih udang, dan teksturnya lembut dan empuk. Untuk kedai Papa Nabil ini, terletak di Mejing Ambarketawang Gamping, Sleman.  Kalau kamu penasaran silakan cari di google maps... hehe... Untuk 1 April  2018 akan segera membuka cabang di jalan Godean km. 6 Yogyakarta. Dan sudah ada bocoran, untuk grand opening akan ada discount dan bagi-bagi souvenir. Asyek...

Kumpul bareng kawan, ya Tekwan.. foto: papa nabil
Kumpul bareng kawan, ya Tekwan.. foto: papa nabil
Sebagai orang Jogja asli, sebenarnya saya masih penasaran dengan tekwan ini, karena saya lebih akrab dengan bakwan, hehe... menurut Wikipedia, tekwan berasal dari kata berkotek samo kawan yang dalam bahasa Palembang artinya duduk mengobrol bersama teman. Berarti Papa Nabil cocok telah menyuguhkan tekwan kepada kami yang duduk-duduk mengobrol bersama teman.  Semoga silaturahmi kami selalu terjalin baik.  

Makanan memiliki banyak cerita, mulai dari asalnya, sejarahnya, filosofinya. Kita patut bangga dengan kekayaan kuliner dan citarasa nusantara. Mungkin, masih ada makanan khas daerah yang belum pernah kita rasakan.  Kalau kamu, makanan khas mana yang belum  dicoba?

Salam kuliner

Yatmi Rejeki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun