Kain yang sudah diberi pola, wajan kecil berisi cairan malam, dan canting untuk membatik telah dipersiapkan. Saya dan teman-teman Kompasianer Jogja (Kjog) segera memulai belajar membatik.  Seorang pekerja dari Batik Adiningrat mengarahkan  kami, bagaimana cara memegang canting yang benar dan cara menorehkan cucuk canting ke garis-garis pola sehingga akan menghasilkan batik yang baik.Â
Perlahan cucuk canting  kucelupkan ke cairan malam, lalu kutorehkan sesuai pola. "Waduh!" Coretan pertama menggumpal. haha... Sudah salah, malah tertawa. Batinku memaki diri sendiri.  Menurut  seorang ibu pengrajin batik disana, setelah dicelupkan seharusnya canting diketuk-ketuk pelan sehingga cairan  yang ada dicucuk tidak jatuh menggumpal di kain. Â
Sesaat kemudian, salah seorang teman disampingku juga mengucap, ndlemok, dan kami pun tertawa. Ndlemok artinya menggumpal.  Namun saya segera menyadari,  membatik harus serius dan tenang, karena jika sambil berhaha hihi maka hasilnya pun tak akan bagus.  Setelah beberapa waktu, akhirnya  selesai juga menorehkan malam sesuai pola.
Langkah berikutnya adalah mencelupkan kain di perekat warna. Setelah rata, kemudian kain dimasukkan ke tempat pewarnaan atau biasa disebut naptol.
Langkah terakhir adalah memasukkan kain ke dalam panci besar berisi air  mendidih. Tak berapa lama,  kain diangkat dan dijemur. Batik pun sudah jadi. Namun,  itu baru contoh dengan satu  pola. Padahal, biasanya dalam satu kain batik, ada beberapa pola. Maka prosesnyapun sama. Satu pola, satu proses yang panjang. Bisa dibayangkan betapa lamanya proses membuat batik jika satu kain terdapat banyak pola.
Begitulah  keseruan Kjog,  dalam belajar membatik di dapur Batik Adiningrat yang pada hari Sabtu 28 Oktober 2017.
Di lantai 1 ataupun lantai 2, juga diletakkan kursi kayu panjang, yang dapat digunakan untuk duduk menunggu jika teman atau saudara belum selesai berbelanja.  Bahkan di lantai 2 juga disediakan 1 stel meja kursi tamu dan tempat lesehan yang bisa digunakan untuk tamu atau pengunjung yang datang secara rombongan. Toko Batik Adiningrat ini juga menyediakan snack bagi tamu yang datang secara  rombongan, namun untuk yang ini harus reservasi dahulu untuk kedatangannya.Â
Demi menjaga kelestarian budaya membatik, toko milik Ibu Hj. Siti Umi Pertiwi ini, juga melayani workshop bagi yang ingin belajar membatik. Tentunya harus reservasi dulu ya, agar dipersiapkan semuanya. Jika ingin belajar singkat membatik, maka cukup dilakukan di toko. Namun jika ingin belajar dan melihat proses membatik yang lebih lengkap dan jelas, maka pihak toko akan membawa peserta workshop ke dapur Adiningrat.