Mohon tunggu...
Yatmi Rejeki
Yatmi Rejeki Mohon Tunggu... Administrasi - Suka becanda,, biar awet muda.

Wanita biasa dari Jogja

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Burung Pipit Menjadi Raja Hutan

7 November 2015   20:48 Diperbarui: 7 November 2015   20:48 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yatmi Rejeki

 

Suatu hari sang raja singa, penguasa negeri hutan, ditembak oleh seorang pemburu. Berita itu tersebar ke seluruh wilayah hutan. Setelah pemburu meninggalkan hutan, seluruh penduduk hutan, berkumpul merundingkan pemilihan raja baru.

"Aku gajah. Hewan terbesar di hutan ini, kekuatanku juga besar seperti tubuhku. Aku pantas menjadi penguasa hutan ini. Bukankah dalam hukum rimba, yang besar selalu menang? Aku akan memimpin hutan ini," seru gajah.

"Aku harimau, lebih layak menguasai negeri hutan ini, karena lariku cepat, bahkan aku juga bisa memanjat pohon. Aku juga banyak ditakuti penduduk hutan ini," sahut harimau tak mau kalah.

"Wahai gajah dan harimau, akulah yang seharusnya menjadi penguasa hutan ini, karena aku seokor buaya, yang bisa hidup di darat maupun di air, aku juga memiliki kekuatan yang besar, aku patut diandalkan," kata buaya.

Ketiga binatang itu, saling meremehkan, menganggap dirinya sendiri selalu lebih baik.

"Aku burung pipit.  Aku mewakili binatang-binatang kecil di hutan ini. Aku tidak mempunyai kekuatan seperti gajah, harimau, maupun buaya. Tetapi aku hanya gemar berkicau menebarkan keceriaan dan kebahagiaan ke semua penduduk hutan. Aku bersyukur ditakdirkan sebagai burung pipit yang kecil. Setidaknya aku tidak akan memakan sesama binatang, meskipun aku kelaparan. Aku hanya ingin, penduduk hutan ini selalu bahagia seperti diriku yang selalu riang berkicau," kata burung pipit.

Semua penduduk hutan yang ada disitu, salut dengan kerendahan hati burung pipit, semua berteriak mendukung burung pipit menjadi pemimpin hutan.

Gajah, harimau, dan buaya merasa mendapatkan saingan berat. Mereka merapat dan merencanakan strategi licik untuk menyingkirkan burung pipit.

"Burung pipit, di hutan sana, di seberang samudera banyak penduduk hutan sedang bersedih karena  kebakaran hutan. Mereka takut tak memiliki tempat tinggal lagi, sebaiknya kau menghibur kesedihan mereka, bukankah kicauanmu yang merdu bisa membuat mereka kembali ceria?" kata gajah yang juga disambut anggukan harimau dan buaya.

"Benarkah itu? Jika memang begitu, aku akan menjenguk saudara-saudaraku di hutan itu." Burung pipit pun akhirnya terbang meninggalkan tempat itu.

Setelah kepergian burung pipit, gajah, harimau, dan buaya, kembali ke ambisi mereka, yaitu menguasai hutan.  Mereka berdebat, hingga akhirnya saling beradu kekuatan. Ketiganya mengalami luka yang parah, hingga akhirnya mereka tewas dan tak mendapatkan kekuasaan yang diperebutkan.

Tiga hari kemudian, burung pipit kembali ke hutan itu. Dia mengelilingi hutan hendak mencari gajah, harimau, dan buaya, yang telah menipunya. Ternyata hutan di seberang sana baik-baik saja dan  tidak ada kebakaran hutan. Kemudian si burung pipit menghampiri sekumpulan kera yang sedang asyik bergelantungan di pepohohan.

"Kera, apakah kalian melihat gajah, harimau, maupun buaya?" tanya burung pipit.

"Mereka semua sudah tewas karena bertarung. Lebih baik kamu yang menjadi pemimpin hutan ini, burung pipit, kau baik dan rendah hati. Menjadi pemimpin tak harus besar dan ganas. Kebaikanmu pasti mampu membuat bahagia penduduk hutan ini," kata kera.

Burung pipit tersenyum mengiyakan.

 

***

Yogyakarta, 07 November 2015

 

NB: Untuk mengunjungi karya peserta lain, silahkan menuju akun FIKSIANA COMMUNITY

       Silahkan bergabung di grup FB FIKSIANA COMMUNITY

 

gambar: id.gofreedownload.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun