Mohon tunggu...
Suryati Setyadi
Suryati Setyadi Mohon Tunggu... -

Hidupku penuh nuansa warna demi pertarungan jiwa baik dan buruk. Kejujuran hati nurani suci, mutlak jiwa yang harus terpenuhi, meski kesempurnaan takkan pernah tersanggupi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kekacauan ... (Penyebab dan Akibat )

24 Maret 2011   02:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:30 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang, perang, perang ....

Dimana, dimana, orang sedang menyuarakan dengan lantang suara pemberontakan, apakah itu dengan tidnakan reformasi, revolusi ataukah re.. re.. re.. yang lainnya.

Kenapa hal ini ( pemberontakan ) terjadi, kenapa mereka berani melakukannya, apa yang menyebabkan mereka melakukan tindakan itu ( pemberontakan ).  Jawaban Pastinya hanya ada pada diri mereka ( pemberontak) saja yang  tahu apa sebenarnya yang mereka tuju dan inginkan didunia ini.

Sejarah peperangan dan pemberontakan yang dilakukan dimasalalu, sudah cukup banyak memberikan pelajaran atau hikmah bijak untuk kita manusia dimasa kini. Dalam proses kehidupan yang dilalui selama ini sudah pasti akan banyak menjalani berbagai cobaan dan ujian dunia fana, namun semua itu jelas ada tujuan , maksud dan hikmah bijak yang ingin TUHAN sampaikan kepada umat hambanya. Agar dalam menjalani proses ujian kehidupan dapat bertindak bijaksana dan adil, demi pencapain tujuan akhir yaitu menjadi manusia pilihan diantara yang terbaik, dihadapan sesama manuisa dan TUHAN, apalagi tujuan akhir itu jika tidak lain tidak bukan yaitu Keabadian SURGA TUHAN ( bagi yang mempercayai ).

Peperangan dalam skala besar atau kecil, semuanya jelas terpicuoleh suatu tindakan karena rasa "KEKECEWAAN" ataupun mungkin sakit hati, iri hati, dan keserakahan nafsu dunia fana. Artinya, dalam dua kelompok antara lawan tanding, maka diperlukan satu kelompok yang dapat menjadi penengah atau kelompok yang dapat mendinginkan hati antara si lawan tanding.

Semua mahluk hidup mempunyai peranan yang penting dan saling ketergantungan, Bohong besar ! jika ada manusi yang mengatakan sanggup hidup sendiri atas dirinya sendiri, tanpa membutuhkan bantuin dari mahluk hidup lainnya.

Selama ini TUHAN , sudah cukup banyak memperlihatkan kekecewaannya, kemarahannya, bahkan hukuman kecil untuk kita dan para hambanya yang tidak BERSYUKUR. Namun kita tetap saja berlaku sembrono, mengacuhkan semua sentilan -sentilan Dari TUHAN, bahkan mencoba mencari pelarian dangan mengkambing hitamkan pada sesuatu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Layaknya bencana alam , dan bencana lainnya yang hampir sering kita alami setiap saat, Semua itu sangat berkaitan dengan kehidupan kita para manusia sang mahluk paling cerdas, berakal logika dan berhati nurani dan bernafsu rasa dan asa. Namun karena kecerdasan manusia pulalah, tanpa kita sadari kita menjadi senjata ampuh untuk merusak atau memusnahkan Ras manusia, mahluk hidup lainnya, bahkan dunia dan semesta alam ini.

Tidak selamanya KECERDASAN dapat memberi manfaat bijak untuk kehidupan kita, dan tidak selamanya pula KEBODOHAN ( KETIDAKTAHUAN ATAU KETIDAKMENGERTIAN) dan KESEDERHANAN Merupakan Penghambat proses kehidupan.

Kecerdasan dan kesederhanaan dibutuhkan untuk pada penmpatan posisi yang tepat dan bijak untuk diimplementasikan dalam kehidupan dunia agar dapat berjalan seimbang dalam prosesnya, dan dapat dirasa kan manfaatnya oleh semua mahluk hidup tanpa terkecuali.

Keseimbangan dalam proses kehidupan sangatlah dibutuhkan dan bahkan suatu keharusan. Dasar Pribadi Manusia Sejak dalam Kandungan Sudah memiliki Sifat BAIK Dan BURUK. Dan melalui akal logika sehat dan hati nurani suci, manusia Diharuskan berusaha keras mengendalikan hawa nafsu dalam diri pribadi, Mengendalikan agar HAL - HAl Baik pada diri pribadi  dapat MENDOMINASI atas HAL - HAL Buruk yang juga melekat pada diri pribadi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun