Feri mengakui matanya sering sakit jika menggunakan cat sablon tersebut di tubuhnya dengan waktu yang sangat lama.
“Untuk membersihkan cat ini saya pakai sunlight sampai empat kali, kalau pakai sabun biasa tidak mempan sama sekali, kalau kelamaan tidak dibersihkan kadang sampai gatal, terus setelah saya bersihkan pakai sunlight gatalnya tetap tidak hilang, paling dua hari kalau saya ga berangkat, baru hilang,” Selasa (29/11).
Feri mengakui sudah 2 tahun menjalani pekerjaan ini. Feri memilih sebagai manusia perak dikarenakan hanya memiliki ijazah Sekolah Dasar. Dirinya merantau dari Jawa Tengah dan kini ia tinggal di kabupaten Tangerang, untuk menjalankan aksinya sebagai manusia perak, Feri menumpang mobil ke Jakarta. Sebelumnya Feri bekerja sebagai seorang pencuci mobil namun sayangnya nasib berkata lain. Awal mula Feri bekerja bersama temannya, namun kini Feri harus bekerja sendiri dikerasnya ibu kota.
“Awalnya saya kerja cuci mobil, saya sebagai manusia perak karena tergiur ajakan teman, dia bilang pendapatannya lumayan,” ujarnya.
Feri mengakui pendapatannya paling tinggi mencapai Rp.80.000,00 tidak hanya itu, terkadang Feri juga mendapatkan bantuan sembako dari orang yang lewat melihat dia.
“Ternyata sehari paling Rp.80.000,00 itu juga kalau banyak yang kasih, kadang Rp.15.000,00 dari pagi sampe malam, pernah saya tidak dapat sama sekali,” ujarnya.
Hujan penyebab feri mendapatkan penghasilan kecil, serta peringatan dinas sosial yang mengurungkan niat feri menjalankan pekerjaanya.
“Sebenarnya saya tidak mau bekerja seperti ini, tapi kalau ada pekerjaan yang lebih baik, apapun itu saya akan ambil,” Selasa (29/11).
Cat Silver Bisa Berdampak Pada Kulit
Devina mengatakan dampak cat perak pada kesehatan kulit dapat menyebabkan kanker kulit.
"Ada dampak jangka pendeknya yang rasanya seperti gatal, alergi serta ruam diberapa bagian yang mereka cat," ujar Devina.