Seperti pamali masyarakat Banjarmasin yang terdapat nilai moral bahwa, tidak sopan untuk menolak tawaran orang lain dan perlu untuk menerimanya sebagai bentuk penghargaan kepada orang tersebut. Kemudian Pamali masyarakat Kabupaten Kuningan yang memberikan nilai moral bahwa untuk tidak keluar pada waktu maghrib, karena waktu tersebut adalah waktu untuk sholat.
Lalu pamali masyarakat Dawan yang mengajarkan nilai moral bagi orang Dawan untuk menghormati hewan dan pohon yang dianggap pamali. Bukan hanya sekedar pamali, larangan untuk memakan hewan atau menggunakan pohon tertentu juga menjadi identitas bagi suku/marga masyarakat Dawan.
Kemudian diperlukan untuk membangun pemahaman bersama tentang bagaimana menghargai atau mentoleransi nilai-nilai budaya tanpa membatasi kebebasan personal. Hal tersebut diperlukan untuk memperkuat pondasi bagi masyarakat yang inklusif. Masyarakat inklusif dapat dikatakan sebagai masyarakat yang terbuka akan adanya perbedaan dan memahami sudut perspektif pandangan seseorang atau kelompok lain.
Sebagai sebuah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, Indonesia memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa keberagaman tidak hanya dapat diterima, tetapi juga dapat diperkaya dengan penghargaan terhadap perbedaan. Pamali adalah bagian dari cerita ini, bagian yang harus dihargai dan dipelajari, sambil terus berusaha menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif bagi semua.
Ditulis Oleh: Nur Putri Balena & Muhammad Yuflih Yasyfi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H