Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Hanya Sibuk! Mulailah Goal Setting untuk Kesuksesan Karier Anda

17 Januari 2025   21:42 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi itu, suasana ruang kerja masih lengang. Kopi di meja seorang rekan sudah mulai dingin, tapi ia belum juga menyentuhnya. "Aku merasa stuck," keluhnya tiba-tiba. Kalimat itu membuat saya tertegun sejenak. Ia menceritakan bagaimana pekerjaannya terasa monoton, tanpa arah yang jelas. Saya berpikir, mungkin masalahnya bukan pada tugas yang ia jalani, melainkan tidak adanya tujuan yang ia tetapkan.

Mengapa karyawan harus membuat goal setting? Ini bukan sekadar teori atau jargon manajemen modern. Di baliknya, ada logika sederhana: bekerja tanpa tujuan itu seperti mendayung tanpa arah. Anda bergerak, tapi tidak tahu kemana akan sampai.

Menghubungkan Tujuan Pribadi dan Perusahaan

Ketika seseorang bekerja di sebuah perusahaan, sering kali ada perasaan bahwa tujuan pribadi dan tujuan organisasi adalah dua hal yang berbeda. Namun, saya yakin, jika keduanya bisa diselaraskan, dampaknya akan luar biasa. Tujuan pribadi memberi Anda motivasi, sementara tujuan perusahaan menyediakan kerangka kerja untuk bertumbuh.

Misalnya, seorang karyawan yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasi bisa membuat tujuan spesifik: menyampaikan presentasi bulanan kepada tim. Dengan cara ini, ia tak hanya memperbaiki diri tetapi juga berkontribusi pada keberhasilan tim. Saya pernah mendengar seorang manajer berkata, "Ketika karyawan tahu mereka bagian dari sesuatu yang lebih besar, produktivitas mereka meningkat secara alami." Anda setuju?

Membangun Kejelasan dan Fokus

Banyak karyawan merasa terjebak dalam rutinitas karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya ingin dicapai. Di sinilah goal setting menjadi penting. Dengan menetapkan tujuan, kita bisa menciptakan kejelasan. Kita tahu mana yang perlu dikerjakan lebih dulu, mana yang bisa ditunda.

Ada sebuah pendekatan yang cukup sederhana, yaitu menggunakan prinsip SMART: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound. Namun, sering kali yang terjadi adalah kita terlalu ambisius atau malah sebaliknya, terlalu samar. Seorang rekan pernah menuliskan tujuan seperti, "Saya ingin sukses." Tapi, sukses itu seperti apa? Tidak ada ukuran, tidak ada tenggat waktu.

Ketika Anda membuat tujuan, cobalah bertanya: Apakah ini realistis? Apakah saya benar-benar ingin mencapainya? Pertanyaan ini sederhana, tapi sering kali dilupakan.

Membentuk Kebiasaan Positif

Goal setting juga memainkan peran penting dalam membangun kebiasaan kerja yang positif. Saya pernah membaca tentang konsep "memenangkan hari." Intinya adalah, fokuslah pada satu pencapaian kecil setiap hari yang mendekatkan Anda pada tujuan besar. Kedengarannya sederhana, tapi dampaknya bisa signifikan.

Misalnya, jika tujuan Anda adalah meningkatkan kolaborasi tim, maka kebiasaan positif yang bisa dibangun adalah meluangkan waktu lima menit setiap pagi untuk menyapa rekan kerja. Hal kecil ini mungkin tampak sepele, tetapi lama-kelamaan, Anda akan melihat bagaimana hubungan kerja menjadi lebih erat.

Meningkatkan Motivasi dan Kepuasan

Apakah Anda pernah merasa puas setelah menyelesaikan sebuah proyek besar? Perasaan itu adalah hasil dari keberhasilan mencapai tujuan. Dengan goal setting, Anda tidak hanya bekerja, tapi juga merasakan progres. Ini yang akan memotivasi Anda untuk terus maju.

Namun, tidak semua orang berhasil dalam membuat tujuan. Saya pernah bertanya kepada seorang rekan, "Mengapa Anda tidak membuat daftar tujuan tahunan?" Jawabannya cukup mengejutkan, "Karena aku takut gagal mencapainya." Rasa takut seperti ini sering kali menjadi penghalang terbesar. Padahal, tidak ada yang salah dengan gagal, selama kita belajar dari pengalaman tersebut.

Tantangan dan Hambatan dalam Goal Setting

Tentu saja, goal setting tidak selalu berjalan mulus. Ada hambatan seperti perubahan prioritas, gangguan eksternal, atau bahkan rasa malas. Saya pernah mendengar seorang manajer berkata, "Tujuan itu penting, tapi jangan terlalu kaku." Kalimat itu membuat saya berpikir, mungkin fleksibilitas adalah kunci untuk menghadapi tantangan.

Bagaimana jika tujuan yang Anda tetapkan ternyata tidak relevan lagi setelah beberapa bulan? Jangan ragu untuk menyesuaikannya. Fleksibilitas dalam goal setting bukan berarti menyerah, tetapi menunjukkan bahwa Anda adaptif terhadap perubahan.

Refleksi untuk Pertumbuhan

Pada akhirnya, goal setting bukan hanya tentang hasil, tetapi juga prosesnya. Setiap tujuan yang Anda capai adalah refleksi dari pertumbuhan Anda sebagai individu dan profesional. Namun, apakah Anda sudah meluangkan waktu untuk merefleksikan perjalanan tersebut?

Saya teringat percakapan dengan seorang mentor. Ia bertanya, "Apa yang membuatmu bangga tahun lalu?" Pertanyaan itu sederhana, tapi membutuhkan jawaban yang dalam. Jika Anda ditanya hal yang sama, apa jawaban Anda?

Mungkin saat ini Anda sedang berjuang untuk menetapkan tujuan, atau bahkan merasa skeptis apakah goal setting benar-benar membantu. Saya tidak akan memaksa Anda untuk percaya. Tapi, cobalah memulai dengan satu tujuan kecil. Seiring waktu, Anda mungkin akan melihat bagaimana itu mengubah cara Anda bekerja dan berpikir.

Jadi, apa tujuan Anda untuk tahun ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun