Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengapa Bahagia di Tempat Kerja Itu Penting?

17 Desember 2024   16:10 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Kebahagiaan pada Perusahaan

Mari kita bicara soal bisnis. Banyak pemimpin berpikir, "Apa manfaat kebahagiaan bagi perusahaan saya?" Jawaban ini bisa dirasakan langsung: lebih sedikit karyawan yang resign, lebih sedikit absen, dan hasil kerja yang lebih baik.

Karyawan yang bahagia memiliki komitmen lebih tinggi terhadap pekerjaan mereka. Mereka tidak hanya bekerja untuk menyelesaikan tugas, tetapi juga memberikan yang terbaik. 

Saya pernah bertemu seorang staf administrasi yang berkata, "Saya ingin memastikan laporan ini sempurna, karena saya tahu bos saya menghargai kerja keras saya." Kata-kata itu sederhana, tetapi mencerminkan bagaimana penghargaan dapat mendorong kualitas kerja.

Selain itu, kebahagiaan menciptakan suasana kolaborasi yang lebih baik. Tim yang bahagia lebih mudah bekerja sama, saling mendukung, dan mengatasi konflik. Saya pernah mendengar cerita sebuah perusahaan yang berhasil meningkatkan produktivitas timnya hanya dengan menerapkan sesi diskusi mingguan untuk mendengarkan masukan karyawan.

Tindakan Sederhana untuk Kebahagiaan

Menciptakan kebahagiaan di tempat kerja tidak harus mahal. Sering kali, langkah-langkah kecil sudah cukup. Salah satunya adalah memberikan apresiasi secara terbuka. Sebuah ucapan "kerja bagus" dari atasan, meski terdengar remeh, bisa membuat seorang karyawan merasa dihargai.

Selain itu, penting juga menciptakan suasana kerja yang fleksibel. Kebijakan seperti bekerja dari rumah sesekali atau jam kerja yang lebih fleksibel ternyata berpengaruh besar pada kebahagiaan. Saya tahu, tidak semua perusahaan bisa menerapkan ini. Tapi, setidaknya, memberikan ruang untuk karyawan merasa dipercaya bisa menjadi awal yang baik.

Interaksi sosial juga memainkan peran penting. Hubungan yang hangat dengan rekan kerja sering kali menjadi alasan utama seseorang bertahan di sebuah perusahaan. Dalam beberapa kasus, saya melihat bahwa makan siang bersama atau sesi santai di sore hari dapat meningkatkan ikatan antar anggota tim.

Apakah Bahagia Itu Subjektif?

Tentu saja, setiap orang punya definisi bahagia yang berbeda. Ada yang merasa bahagia ketika diberikan tantangan baru, ada juga yang merasa cukup dengan pekerjaan yang stabil tanpa tekanan. Namun, ada satu hal yang sama: semua orang ingin merasa dihargai dan diakui.

Namun, apakah kebahagiaan bisa diukur? Beberapa perusahaan mencoba menggunakan survei kepuasan karyawan untuk memahami tingkat kebahagiaan di tempat kerja. Meski metode ini tidak sempurna, setidaknya memberikan gambaran awal. Saya sendiri merasa ragu, apakah angka-angka dari survei ini benar-benar mewakili kebahagiaan seseorang. Tetapi, ini bisa menjadi langkah awal untuk memulai perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun